
TIKTAK.ID – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Mochtar Ngabalin mengungkapkan bahwa “musuh negara” yaitu mereka yang menggagalkan upaya percepatan pemulihan pandemi Covid-19. Sebab, Ngabalin mengatakan saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah berkonsentrasi penuh dalam menjalankan misi tertinggi negara, yakni keselamatan rakyat sebagai hukum tertinggi atau “suprema lex esto”.
“Oleh sebab itu, musuh negara adalah yang menghalang-halangi, menghambat, mengganggu bahkan menggagalkan upaya percepatan Pemulihan Pandemi Covid-19”, cuit Ngabalin melalui akun Twitternya, Rabu (28/7/21), seperti dilansir Sindonews.com.
Untuk diketahui, Jokowi sempat menyatakan bahwa pandemi Covid-19 telah menyebabkan beban berat bagi bangsa. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut mengatakan tidak hanya berjuang untuk keluar dari krisis kesehatan dan ekonomi, Indonesia juga harus menjalankan sektor pendidikan di tengah pembatasan pertemuan fisik.
Baca juga : Pakar Sosiolog Bencana Sentil Mahfud MD: Tak Perlu Meromantisasi Pandemi
“Kini kita harus menanggung beban yang berat akibat pandemi Covid-19. Kita harus berjuang mengatasi permasalahan kesehatan dan permasalahan ekonomi, serta harus berjuang untuk tetap menjalankan proses pendidikan di tengah pembatasan interaksi dan pertemuan fisik,” terang Jokowi ketika membuka Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) 2021 secara virtual, Selasa (27/7/21).
Sementara itu, beberapa hari lalu sempat beredar di media sosial seruan aksi massa “Jokowi End Game”. Pada poster yang beredar, aksi tersebut dijadwalkan digelar pada Sabtu (24/7/21). Massa aksi hendak melakukan long march dari Glodok hingga kawasan Istana Negara.
Dalam poster itu, memuat sejumlah logo perusahaan layanan daring seperti Grab, Gojek, Shopee Food, serta paguyuban pedagang kaki lima Jakarta. Demonstran hendak memprotes, salah satunya mengenai pelaksanaan PPKM Darurat yang ditetapkan Pemerintah.
Baca juga : Buzzer Diminta Fokus Bantu Pemerintah daripada Sibuk Fitnah Demokrat
Akan tetapi, di dunia nyata rupanya aksi tersebut tidak terlaksana. Pada Sabtu (24/7/21) sejak pukul 08.30 WIB hingga menjelang petang, tidak terdapat massa aksi yang datang di sekitar kawasan Istana Negara.
Padahal, petugas kepolisian sejak pagi sudah menutup Jalan Medan Merdeka Barat dan Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Pemandangan senyap itu pun terlihat di sejumlah titik lain seperti simpang Harmoni hingga Jalan Majapahit arah Glodok.