
TIKTAK.ID – Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan Benjamin Netanyahu mempersingkat kunjungannya ke Yunani setelah tewasnya Jenderal Qassem Soleimani oleh serangan udara AS di Baghdad, Jumat (3/1/20). Israel juga meningkatkan keamanan dan siaga satu, seperti yang dilaporkan media Isarel, Times Of Israel.
“Kantor Perdana Menteri mengatakan Netanyahu akan segera pulang, tapi dia belum mengatakan kapan,” tulis Times Of Israel.
Netanyahu mendarat di Athena pada Kamis untuk meneken kesepakatan pembangunan pipa dengan para pemimpin Yunani dan Siprus. Jalur pipa gas itu akan membawa gas alam Palestina dan Siprus ke Eropa melalui Yunani.
“Kami telah membentuk aliansi di Timur Tengah, aliansi yang sangat penting bagi masa depan energi Israel, untuk menjadi kekuatan energi, dan untuk stabilitas di kawasan,” kata Netanyahu saat keberangkatannya dari Tel Aviv.
Baca juga: Serangan Udara AS Tewaskan Jenderal Tinggi Iran
Berita tentang kepulangan Netanyau yang lebih awal dari “pertemuan penting” yang membahas soal energi itu diputuskan setelah serangan udara AS ke Bandara Baghdad yang menewaskan Komandan Pasukan Quds dari Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran di Irak, Jenderal Qassem Soleimani.
Sementara itu, Pentagon mengkonfirmasi bahwa serangan itu diperintahkan oleh Presiden Donald Trump.
Kabar lain mengatakan, militer Israel telah memposisikan pasukannya dalam siaga penuh atas apa yang disebutnya sebagai kemungkinan akan ada ancaman dari Iran. Israel juga telah menutup Gunung Hermon bagi para pengunjung, resor ski di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
“Mempertimbangkan situasinya, diputuskan bahwa situs Hermon tidak akan dibuka untuk pengunjung hari ini. Tidak ada pedoman tambahan untuk penduduk Golan, dan rutinitas seperti biasa,” kata pasukan Israel dalam pesan Twitternya.
Baca juga: Israel Balas Tembakan Roket dengan Serangan Udara ke Gaza
Menurut laporan AS sebelumnya, Israel telah berusaha membunuh komandan Iran itu pada 2008, namun gagal.
Seorang komandan di milisi kelompok Popular Mobilizatio Forces (PMF) Irak menyerukan para pejuangnya untuk bersiaga menyusul serangan AS yang menewaskan Wakil Kepala dan Komandan pasukan Quds Iran Jenderal Qassem Soleimani. Selain Soleimani serangan AS itu juga menewaskan Wakil Komandan PMF Abu Mahdi al-Muhandis.
“Semua pejuang perlawanan harus siap, karena akan datang penaklukan dan kemenangan besar menunggu kita,” kata Qais al-Khazali, Kepala Asaib Ahl al-Haq, dalam catatan tulisan tangan yang dilihat oleh AFP.
Sementara itu Kedutaan Besar AS di Baghdad mendesak warganya untuk “segera meninggalkan Irak” karena khawatir akan dampak dari serangan AS yang menewaskan Jenderal Soleimani.
Baca juga: Pasukan Suriah Temukan Bekas Gudang Senjata ISIS Penuh Peralatan Militer Buatan Israel
“Warga AS harus segera berangkat menggunakan maskapai jika memungkinkan, dan bila gagal, pergi ke negara-negara lain melalui jalur darat,” kata Kedutaan dalam sebuah pernyataannya, seperti yang dilaporkan AFP.
Serangan udara AS pada Jumat pagi menewaskan Jenderal Tinggi Iran. Peristiwa itu membuat khawatir banyak pihak akan meningkatnya eskalasi antara AS dan Iran, juga di kawasan Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan Jenderal Soleimani telah menjadi “kekuatan paling efektif” melawan teroris ISIS di Irak dan Suriah, dan kelompok Takfiri lainnya seperti al-Nusrah dan al-Qaeda juga. Zarif mengecam pembunuhan Soleimani sebagai “kejahatan dan kebodohan pasukan teroris Amerika.”