TIKTAK.ID – Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Penanganan Terorisme, M Najih Arromadloni mengungkapkan bahwa kelompok radikal sering kali menyusup ke dalam kelompok politik ideologis yang bergerak untuk merebut kekuasaan. Ia mengatakan dalam upaya meraih kekuasaan, kelompok radikal itu menggunakan bungkus agama.
“Kelompok radikal ingin merebut kekuasaan, hanya saja mereka menggunakan cover agama,” ujar Najih melalui video podcast Deddy Corbuzier yang diunggah di YouTube, Rabu (23/6/21), seperti dilansir Sindonews.com.
Menurut Najih, dengan menggunakan agama, maka dapat secara efektif merebut jabatan politik.
Baca juga : Tok! Hakim Vonis Menantu Rizieq Setahun Penjara
“Agama bisa sangat efektif termasuk perebutan jembatan politik dan jabatan,” imbuh Najih.
Kemudian Najih menyatakan sejumlah hal yang sebenarnya buruk tapi dibungkus dengan agama, maka hal itu seolah-olah berubah menjadi hal yang balik. Ia mengibaratkan seperti membunuh orang, merupakan kejahatan besar. Akan tetapi, kata Najih, ketika dibungkus dengan jihad, maka hal itu menjadi mulia.
“Memukul orang itu memang jahat. Namun jika dibungkus degan amar makruf nahi mungkar, jadi mulia,” ucap Najih.
Baca juga : Hakim Ungkap Alasan Hukum Rizieq 4 Tahun Penjara
Lebih lanjut, Najih mengungkapkan bahwa buku-buku tentang terorisme bisa didapatkan dengan free access di jaringan internet yang ada di Indonesia. Ia menjelaskan, buku itu mulai dari pembolehan pembunuhan hingga mengafirkan kelompok tertentu yang menjadi bagian dari luar kelompok penganut paham terorisme tersebut. Ia berpendapat buku itu berasal dari Timur Tengah.
“Ada yang dari Arab Saudi, dan ada yang berasal dari Suriah, namun diterjemahkan oleh salah satu terpidana mati Aman Abdurrahman,” tutur Najih.
“Ada juga beberapa buku yang diterjemahkan oleh yang lain, bukan hanya Aman Abdurrahman,” sambungnya.
Baca juga : Rawan Picu Konflik Sosial, Pengamat Sarankan Jokowi Hentikan Seknas JokPro 2024
Najih mengklaim buku-buku tentang terorisme itu bisa diakses dengan mudah oleh orang-orang layaknya membuka status Facebook. Ia menerangkan, ada buku yang berisi cara membuat peledak, dan ada pula judul buku yang dalam bahasa Indonesia diberi nama “Manajemen Kekerasan”.
“Suatu konsep bagaimana mengatur kekerasan untuk keuntungan mereka (teroris),” imbuhnya.
Najih pun mengakui bahwa hal itu merupakan satu hal yang baru dijumpai di era sekarang.