TIKTAK.ID – Keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bisa merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) RI pada 17 Agustus 2024, di Ibu Kota Negara (IKN) baru, didoakan terwujud. Anggota Komisi XI DPR M Misbakhun juga mengatakan bahwa dirinya optimistis pembangunan IKN dapat rampung pada 2024.
Misbakhun menyebut pemindahan IKN ke sebagian wilayah Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Ia pun menilai keinginan Jokowi sudah sangat positif, karena merupakan wujud pemerataan pembangunan yang akan memberikan banyak manfaat kepada masyarakat.
“Keinginan Pak Jokowi untuk merayakan 17 Agustus 2024 di Ibu Kota Negara (baru), insya Allah dapat terwujud,” ujar Misbakhun dalam acara diskusi Forum Legislasi bertajuk “Pembahasan RUU Ibu Kota Negara Jadi Prioritas” di gedung DPR, Jakarta, Selasa (23/3/21), seperti dilansir Beritasatu.com.
Baca juga : Bahas Isu Jokowi 3 Periode, Megawati: Orang yang Ngomong itu yang Kepingin
Kemudian Misbakhun menyatakan ada banyak negara yang mengubah atau memindahkan Ibu Kota. Ia mencontohkan, Brasil, sebelum di Brasilia City, dulunya memiliki Rio de Janeiro yang tetap menjadi salah satu kota termaju di sana.
Misbakhun mengklaim pernah melihat pengelolaan Brasilia City. Ia menganggap ide Ibu Kota baru Indonesia hampir mirip. Ia menjelaskan bahwa ide tersebut sebenarnya adalah sejarah yang berulang. Pasalnya, kata Misbakhun, Proklamator RI Soekarno juga pernah ke negeri di Amerika Selatan, dan kemungkinan juga melihat gedung parlemen serta kehidupan legislatif di sana, sehingga beberapa gedung di negara itu dengan di Indonesia hampir sama.
“Jika Bung Karno memberikan gedung kura-kura itu dua tempat, kalau mereka (Brasil) seperti mangkuk yang satunya terbuka, yang satunya tertutup,” tutur Misbakhun.
Baca juga : Di Tengah Isu KLB, Elektabilitas Demokrat dan AHY Melesat, PDIP Jeblok dan Partai Ummat Salip PAN
Ia melanjutkan, satu hal yang pasti yakni pembangunan Ibu Kota baru dan Istana Kepresidenan menjadi pertanda bagi Indonesia untuk siap melakukan pergeseran-pergeseran. Menurutnya, kini tak lagi terpaku pada Jawasentris, karena Pulau Jawa sendiri sudah sangat penuh.
Tidak hanya mengenai penduduk, tetapi juga industri maupun ekonominya. Untuk itu, ia menegaskan pemindahan Ibu Kota merupakan upaya melakukan pergeseran supaya tidak terjadi disparitas yang terlalu lebar antara Jawa dan luar Jawa.