TIKTAK.ID – Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafii Maarif atau Buya Syafii Maarif diketahui telah meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (27/5/22) pukul 10.15 WIB.
Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan belasungkawa atas kabar duka tersebut.
“Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya Prof. Dr. K.H. Ahmad Syafii Maarif (Buya Syafii). Semoga almarhum dapat ditempatkan di tempat terbaik di sisi Tuhan YME”, tulis Ahok melalui akun Instagram @basukibtp, Jumat (27/5/22), seperti dilansir detik.com.
Baca juga : Jokowi dapat Pujian dari PBB, Soal Apa?
Kemudian Ahok mengatakan bahwa Buya Syafii Maarif merupakan negarawan dan menjadi tauladan masyarakat Indonesia.
“Bangsa Indonesia sangat kehilangan negarawan seperti beliau yang sudah menjadi tauladan dan insipirasi bagi kami dalam merawat kebhinekaan,” ujar Ahok.
Untuk diketahui, kabar duka tersebut awalnya disampaikan oleh Menko Polhukam Mahfud MD. Mahfud mendoakan supaya segala amal ibadah almarhum diterima oleh Allah.
Baca juga : Ngebet Jadi Presiden, La Nyalla Minta Jokowi Hapus Presidential Threshold
“Umat Islam dan bangsa Indonesia kehilangan lagi salah satu tokoh besarnya. Semoga Buya Syafii dapat diampuni segala dosanya dan memperoleh surga-Nya,” ungkap Mahfud.
Sekadar informasi, pada 1998 silam, Buya Syafii Maarif didaulat menggantikan Amien Rais sebagai Ketua PP Muhammadiyah.
Buya Syafii mengemban jabatan tersebut sampai 2005. Selama itu Buya Syafii Maarif menanamkan pemikiran pluralisme, toleransi, kebangsaan, sosial, dan keislaman. Pemikirannya tersebut terwujud dari lembaga yang ia dirikan, yakni Maarif Institute.
Baca juga : Vaksin Nusantara Masuk Jurnal Internasional, Begini Penjelasan Terawan
Buya Syafii juga aktif menulis dan menjadi pembicara dalam seminar. Karya buku yang dihasilkan oleh Buya Syafii antara lain “Dinamika Islam”, “Islam, Mengapa Tidak?”, serta “Islam dan Masalah Kenegaraan”. Atas karya-karyanya tersebut, pada 2008 Buya Syafii memperoleh penghargaan Ramon Magsaysay dari Pemerintah Filipina.
Buya Syafii sendiri melanjutkan pendidikan master di Departemen Sejarah Universitas Ohio, AS, usai lulus sarjana.
Pria kelahiran Kudus, 31 Mei 1935 ini meraih gelar doktornya dari Program Studi Bahasa dan Peradaban Timur Dekat, Universitas Chicago, AS.
Baca juga : Dianggap Bukan Cebong Maupun Kampret, Ulama Jatim Gelar Dukungan Ridwan Kamil Capres 2024
Di negeri Paman Sam tersebut, Buya Syafii sempat terlibat diskusi intensif dengan tokoh nasional lain seperti Nurcholis Madjid dan Amien Rais.