TIKTAK.ID – Menteri Kesehatan Zimbabwe, Obadiah Moyo menghadapi tuntutan korupsi terkait dengan kontrak pengadaan alat tes dan peralatan untuk menangani virus Corona, tulis BBC.
Dia ditangkap pada Jumat (19/6/20), setelah ada desakan kuat dari pihak oposisi dan viralnya permasalahan ini di media sosial. Dia menghadapi tuntutan terkait kontrak pengadaan alat tes dan peralatan untuk menangani virus Corona dengan nilai kontrak sebesar 20 juta dolar Amerika atau sekitar 285 miliar rupiah.
Kontrak itu didapat dari perusahaan Drax Consult yang terdaftar di Hongaria pada dua bulan lalu. Kesepakatan dagang itu diduga dilakukan tanpa persetujuan hukum dari otoritas pendaftaran pengadaan Zimbabwe.
Pekan lalu pengusaha Delish Nguwaya, yang diyakini sebagai wakil Drax di Zimbabwe, telah ditangkap sehubungan dengan kasus tersebut. Dua orang lainnya yang terkait dengan kontrak itu juga telah ditangkap.
Masyarakat mulai bertanya-tanya bagaimana seorang pengusaha yang kontroversial, yang gagal melewati proses skrining berbulan-bulan sebelumnya berhasil mendirikan perusahaan baru. Kemudian mendapat kontrak jutaan dolar untuk memasok obat-obatan dan peralatan yang beberapa di antaranya berharga sangat tinggi.
Moyo hadir di pengadilan dengan mengendarai mobil mewah dan pengawalan para pembantunya. Selama persidangan, dia didakwa dengan beberapa tuduhan penyalahgunaan jabatan dan diperintahkan untuk menyerahkan paspornya.
Pengadilan tidak menahan Moyo setelah memberikan jaminan. Awalnya, menurut media setempat, para jaksa menentang pembebasan Moyo, namun selanjutnya setuju dengan memberikan jaminan.
Dia diperkirakan akan muncul kembali di pengadilan pada akhir Juli.
Peristiwa ditangkapnya seorang menteri di negara itu merupakan peristiwa yang langka. Seorang Juru Bicara Pemerintah menggambarkan penangkapan itu sebagai cerminan komitmen Pemerintah untuk memberantas korupsi dan sekaligus menegaskan bahwa tak ada yang kebal hukum di negara itu.
Namun sejarah pengadilan mengatakan lain. Sejak Emmerson Mnangagwa berkuasa, Zimbabwe telah menyaksikan sejumlah besar kasus korupsi tingkat tinggi, namun banyak dari kasus itu yang berakhir dengan pembebasan.
Sejak itu, Pemerintah membatalkan semua kontrak dengan Drax, kata surat kabar Herald yang dikelola Pemerintah.
Zimbabwe mengonfirmasi memiliki hampir 500 kasus Corona, dengan empat kematian, namun jumlah kasus sebenarnya diperkirakan lebih tinggi dari itu.
Negara ini juga menghadapi krisis ekonomi terburuk lebih dari satu dekade dan ada peningkatan kemarahan publik atas layanan yang buruk dan maraknya kasus korupsi.