TIKTAK.ID – Politikus Partai Berkarya, Tedjo Edhy Purdijatno mengaku enggan mengaitkan disahkannya kepengurusan kubu Muchdi Purwoprandjono dengan pengaruh kekuasaan Pemerintah. Menurut Tedjo, ia menghormati keputusan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dalam mengesahkan kepengurusan Berkarya versi Muchdi Pr.
“Mengenai diputuskannya Menkumham itu, ya, monggo-monggo saja. Saya pada posisi menghargai keputusan Menkumham yang memang memiliki kewenangan,” ujar Tedjo, seperti dilansir Tempo.co, Rabu (5/8/20).
Tedjo sendiri merupakan politikus Partai Berkarya yang berada di kubu Hutomo Mandala Putra, alias Tommy Soeharto. Di kepemimpinan Tommy, Tedjo sempat didapuk menjadi Ketua Dewan Kehormatan.
Baca juga : Anies: Jakarta Paling Demokratis se-Indonesia!
Kemudian posisi Tommy digoyang oleh sejumlah politikus Partai Berkarya. Pada 11 Juli lalu, mereka menggelar Munaslub, lalu menunjuk Muchdi Pr sebagai Ketua Umum dan Badaruddin Andi Picunang sebagai Sekretaris Jenderal.
Tedjo menyebut kubu Tommy Soeharto perlu menggelar rapat pleno terlebih dulu untuk membicarakan langkah yang bakal diambil. Ia pun menilai Munaslub Berkarya yang digelar kubu Muchdi bukan forum yang legal.
Namun Tedjo menganggap susah untuk menjembatani kembali Tommy dan Muchdi Pr. Dia juga menyinggung rekam jejak Muchdi di sejumlah partai sebelumnya, yang kerap berbeda pandangan politik dengan partai tempat dia bergabung.
Baca juga : Prabowo ‘Capres Terkuat’ 2024 Menurut 6 Lembaga Survei
“Menurut saya susah untuk dijembatani, karena begini ya, kami kedepankan etika. Tapi kalau dia sudah punya niat seperti itu ya sudah. Mau dijembatani pun kalau niatnya sudah begitu di tengah jalan, bisa terjadi lagi,” tegas Purnawirawan Jenderal yang juga mantan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ini.
Meski dikenal sebagai suksesor Prabowo Subianto di Komando Pasukan Khusus (Kopassus) serta ikut mendirikan Partai Gerindra pada 6 Februari 2008, Muchdi malah dua kali tak mendukung koleganya itu pada Pilpres. Di Gerindra, Muchdi sempat menjadi Wakil Ketua Umum, tetapi pada 23 Februari 2011 ia berbalik haluan dan bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan.
Kendati PPP mengusung Prabowo-Hatta Rajasa di Pilpres 2014, Muchdi memutuskan mendukung Jokowi-Jusuf Kalla. Ia pun bergabung dengan Relawan Matahari Indonesia dan ikut memenangkan Jokowi.