TIKTAK.ID – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyampaikan proyeksi yang mengerikan soal pandemi vius Corona (Covid-19) di Ibu Kota, bila Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diperlonggar.
Menurut Anies, tanpa pembatasan ketat dan dengan tingkat pengetesan tetap seperti saat ini, maka pertambahan kasus harian di Jakarta diprediksi akan mencapai 2.000 per hari pada pertengahan Oktober.
“Sedangkan untuk kasus aktif, akan mencapai 20.000 pada awal November,” ujar Anies, seperti dilansir CNBCIndonesia.com, Kamis (24/9/20).
Baca juga : Dulu Keras Serang Jokowi, Kini Fahri Hamzah Bela Gibran, Ternyata ini Alasannya
Perlu diketahui, kasus baru Covid-19 di Jakarta pada Kamis (24/9/20) bertambah 1.044, sehingga totalnya mencapai 66.731 orang. Sedangkan kasus aktifnya sebanyak 12.435 orang. Penambahan kasus aktif itu pun mengkhawatirkan, karena kapasitas rumah sakit mulai penuh.
Dari jumlah tempat tidur isolasi di Jakarta sebanyak 4.812, hingga 23 September, persentase keterpakaiannya 81%. Dari jumlah tempat tidur ICU sebanyak 695, hingga 23 September, persentase keterpakaiannya sebesar 74%. Padahal, Badan Kesehatan Dunia WHO merekomendasikan tingkat keterisian rumah sakit di bawah 60%.
Oleh sebab itu, Anies memutuskan untuk kembali memperpanjang PSBB yang telah diperketat di Jakarta. Ia menyatakan Pemprov DKI Jakarta terus berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dalam penanganan kasus Covid-19 ini.
Baca juga : Pencalonan Keponakan SBY Dikaitkan Dinasti Politik, Demokrat: Itu Permainan Lama
“Melalui rapat koordinasi terkait antisipasi perkembangan kasus Covid-19 di Jabodetabek, Menko Kemaritiman dan Investasi (Marives) menunjukkan data bahwa DKI Jakarta telah melandai dan terkendali. Tetapi kawasan Bodetabek masih meningkat, sehingga perlu penyelarasan langkah-langkah kebijakan. Menko Marives pun menyetujui perpanjangan otomatis PSBB DKI Jakarta selama dua minggu,” terang mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Kemudian Anies mengklaim kini mulai tampak tanda-tanda pelandaian kasus positif dan kasus aktif di Jakarta, seiring dengan berkurangnya mobilitas warga saat dilakukan pengetatan PSBB. Ia memaparkan, pada 12 hari pertama bulan September, pertambahan kasus aktif sebanyak 49% atau 3.864 kasus. Namun pada periode PSBB, yakni 12 hari berikutnya, meski penambahan jumlah kasus aktif masih terjadi, tetapi berkurang menjadi 12% atau 1.453 kasus.
“Pelandaian grafik kasus aktif bukanlah tujuan akhir, karena kita masih harus terus bekerja bersama untuk memutus mata rantai penularan. Pemerintah akan terus tingkatkan 3T (testing, tracing, treatment) dan warga perlu berada di rumah dulu, hanya bepergian bila perlu sekali dan terapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak),” tuturnya.