TIKTAK.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) diketahui telah meresmikan kementerian baru, Kementerian Investasi, yang merupakan perubahan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Jokowi pun melantik Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi pada Rabu (28/4/21).
Perlu diketahui, Bahlil telah dipercaya mengawal investasi di Indonesia sejak 23 Oktober 2019 silam sebagai kepala BKPM. Di bawah kepemimpinan Bahlil saat itu, capaian investasi terbilang cukup gemilang. Terbukti di sepanjang 2020, realisasi investasi menembus Rp826,3 triliun atau 101,1 persen dari target investasi, Rp817,2 triliun.
Lantas pria kelahiran Banda, Maluku ini pernah menyatakan bahwa kunci kesuksesan mendatangkan investasi tersebut yakni menyelesaikan investasi mangkrak. Selama kepemimpinan Bahlil, BKPM telah sukses merealisasikan investasi sebesar Rp474,9 triliun atau 67,1 persen dari total investasi mangkrak, Rp708 triliun.
Seperti dilansir CNNIndonesia.com, realisasi investasi tersebut yang menyebabkan kinerja Penanaman Modal Asing (PMA) atau Foreign Direct Investment (FDI) Indonesia tidak jatuh terlalu dalam, tepatnya hanya minus 5,1 persen di tengah pandemi Covid-19. Padahal, menurut survei dari beberapa lembaga internasional, hampir semua negara mengalami penurunan FDI di kisaran 30 persen-40 persen.
Sebelumnya, Bahlil merupakan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2015-2019. Usaha Bahlil berada di bawah bendera PT Rifa Capital Holding Company yang bergerak di berbagai lini bisnis. Mulai dari perkebunan, properti, transportasi, pertambangan, hingga konstruksi.
Namun perjalanan hidup Bahlil terbilang penuh perjuangan. Dari kecil hingga dewasa, Bahlil menghabiskan hidup di Papua. Karena lahir dari keluarga yang kurang berkecukupan, Bahlil pun sudah mulai berjualan sejak kecil. Selain berjualan kue, Bahlil juga bekerja sebagai kondektur angkot sejak masih duduk di SD, hingga SMP, lalu menjadi sopir angkot saat di bangku SMA.
Kemudian Bahlil memutuskan pergi ke Jayapura untuk kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura, Papua. Ia pun aktif menjadi pengurus senat mahasiswa hingga bergabung di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang membawanya menduduki posisi puncak sebagai Bendahara Umum PB HMI.
Setelah itu, pada 2003, Bahlil bergabung di organisasi HIPMI tingkat kabupaten, provinsi, hingga ke pengurus pusat. Bahlil juga sempat bekerja di perusahaan dengan gaji yang tinggi. Akan tetapi ia keluar dari perusahaan itu dan mendirikan perusahaannya sendiri.