TIKTAK.ID – Bagi mereka yang memperhatikan daun telinga setiap petarung turnamen Ultimate Fighting Championship (UFC), akan menemukan banyak daun telinga sebagian besar petarung tak lagi berbentuk normal seperti telinga orang biasa.
UFC sebagai kompetisi Mixed Martial Arts (MMA) atau seni beladiri campuran, sangat dikenal di dunia. Inilah olahraga bertarung yang menghadirkan semua jenis beladiri, dari gulat hingga tinju.
Cedera dapat terjadi tiba-tiba sepanjang pertarungan. Satu cedera di antaranya yang tidak dapat “dihindarkan” berupa cauliflower.
Apakah cauliflower itu?
Berdasarkan istilahnya, cauliflower berhubungan dengan bentuk daun telinga petarung UFC menyerupai pola bunga kol yang bentuknya tidak teratur.
Dalam salah satu artikel The Sun, daun telinga petarung UFC yang mengalami bentuk tersebut disebabkan oleh serangan lawan berupa tendangan, bantingan bahkan pukulan. Semakin sering diserang, maka bakal semakin besar peluang bentuk daun telinga menjadi tak beraturan.
Tahukah kamu, daun telinga merupakan salah satu bagian tubuh yang paling lemah atau dengan kata lain bisa disebut tidak terlindungi. Isi daun telinga hanya berupa pembuluh darah tanpa tulang.
Jika serangan sering mengenai daun telinga, pembuluh darah pada daun telinga bakal pecah lantas membengkak. Aliran darahnya tak lagi berfungsi normal, lalu pada jangka waktu tertentu bakal berpotensi menimbulkan infeksi.
Cauliflower bisa menyebabkan gejala pada pendengaran, pendarahan hebat, pengelihatan kabur, sakit kepala, dan pembengkakan wajah. Itu sebabnya pada MMA, telah dipersiapkan para dokter dan tenaga medis yang akan memeriksa kondisi para petarung saat beraksi.
Hal inilah yang menjadi latar belakang saran agar para petarung memakai pelindung kepala saat berlatih, selain rajin dalam waktu-waktu tertentu melakukan pemeriksaan rutin ke dokter.
Seperti dilansir CNN Indonesia, dua bersaudara Lorenzo dan Frank Fertita kini menjadi pemilik UFC. Pada 2001 silam, keduanya membeli brand UFC seharga US$ 2 juta dari Semaphore Entertainment Group (SEG).
UFC diciptakan SEG pada 1993 sebagai ajang untuk menguji ilmu beladiri terinspirasi oleh keluarga Gracie dari Brasil yang terkenal sebagai ahli Ju-Jitsu. Acap kali keluarga Gracie mengalahkan berbagai jagoan dari cabang bela diri lain, semacam Taekwondo, Judo, dan Karate.