
TIKTAK.ID – Sandiaga Uno mengaku hartanya telah turun drastis untuk modal mengikuti dua agenda politik. Pertama, ketika meraih kemenangan bersama Anies Baswedan dalam Pilgub DKI Jakarta, dan saat takluk dari Presiden Joko Widodo saat berpasangan dengan Prabowo Subianto.
Pasalnya, Sandiaga mengaku dirinya membiayai sebagian besar kampanye yang dilakoninya saat Pilgub DKI Jakarta dan Pilpres 2019. Hal itu disampaikannya dalam tayangan YouTube Talk Show tvOne, Kamis (12/3/20).
Pada kesempatan itu, awalnya Sandiaga mengimbau semua pihak yang tak ingin merugi untuk tak masuk ke ranah politik. Pendiri PT Saratoga itu menyatakan untuk masuk ke dunia politik memerlukan biaya yang tak sedikit.
Baca juga: Bantah Dukung Sandiaga Jadi Ketum Partai, Gerindra Satu Suara Tetap Prabowo
“Yang nonton acara Indy, kalau mau tetap di list (orang terkaya), jangan masuk politik. Pasti menukik tajam setelah itu, karena politik kan pasti ada biaya,” ujar Sandiaga, seperti dilansir Tribunnews.com.
Sandiaga kemudian mengungkit kembali soal Pilgub DKI dan Pilpres yang dulu pernah diikutinya. Menurutnya, ia ingin terbuka dan transparan saat berpolitik, termasuk soal dana yang digelontorkannya untuk mencalonkan diri. Ia pun mengaku nilai saham yang dimilikinya turun drastis semenjak terjun ke dunia politik.
“Kemarin waktu Pilgub dan Pilpres, saya mendanai sebagian besar dari kampanye kita. Itu semua tercatat di Bursa Efek Indonesia hasil penjualan saham saya, maupun juga di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dengan laporan penurunan kepemilikan saham,” ungkap Sandiaga.
Baca juga: Klaim Sandiaga Didukung DPD Gerindra Jadi Ketum Geser Prabowo, Dibantah Sufmi Dasco. Gerindra Pecah?
Meskipun begitu, Sandiaga tidak memungkiri jika penurunan ekonomi yang dialaminya merupakan bentuk konsekuensi yang harus dihadapi. Ia mengimbau jika mau masuk politik agar tidak gampang terbawa perasaan.
Sadiaga juga menyebut politik merupakan tempat bagi mereka yang ingin mengabdi pada Negara. Sementara tempat untuk mencari keuntungan, berada di bidang usaha.
“Kalau mau jadi untung, mau jadi kaya, itu tempatnya ya di dunia usaha. Tapi kalau mau melayani publik dan berkontribusi kepada bangsa dan Negara, ya tempatnya ada di ranah publik, politik,” tuturnya.