TIKTAK.ID – Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas menyatakan agama tidak boleh dipaksakan kepada yang lain. Ia menyebut hal itu tak lepas dari esensi utama bahwa Tuhan Yang Mahaesa menciptakan agama secara beragam di muka bumi ini.
“Bila Tuhan memang menginginkan agama satu, maka mudah bagi Tuhan menjadikan semua agama satu. Tapi Tuhan ingin kita berbeda supaya bisa bersilaturahim, berhubungan, mengoreksi satu sama lain, dan saling berfikir kritis satu sama lain,” ujar Yaqut melalui acara Peluncuran Aksi Moderasi Beragama yang disiarkan di kanal YouTube Pendis Channel, Rabu (22/9/21) malam, seperti dilansir CNN Indonesia.
“Oleh sebab itu, agama tidak boleh dipaksakan,” imbuh Yaqut.
Baca juga : Tebus 3 Dosa Besar Sistem Pendidikan, Nadiem Buat Kurikulum Moderasi Agama
Menurut Yaqut, ajaran Islam juga telah memerintahkan umatnya agar tidak memaksakan agama kepada yang lain. Ia lantas menyinggung ayat ke-6 surah Al-Kafirun yang telah memerintahkan untuk tak memaksa orang lain dalam meyakini kebenaran suatu agama.
“Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku. Tidak ada paksakan dan intimidasi dalam meyakini kebenaran agama,” ungkapnya.
Kemudian Yaqut mengatakan keberagaman telah menjadikan Indonesia tegak, kuat, dan jaya hingga hari ini. Ia mengklaim Indonesia tidak akan bisa berdiri jika tak ada agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu, dan agama lokal lainnya.
Baca juga : Bersama Ganjar atau Sandiaga, Begini Peluang Tandem Airlangga di 2024
Yaqut menjelaskan, keberagaman menjadi sesuatu yang indah di Indonesia saat ini. Ia pun tidak ingin anak-cucu masyarakat Indonesia ke depannya justru diwarisi oleh kehancuran, bukan kejayaan dan keindahan.
“Supaya warisan yang indah ini dapat kita wariskan ke anak cucu kita dengan keindahan yang sama,” tutur Yaqut.
Lebih lanjut, Yaqut menyatakan orang Islam belum memahami ajaran agamanya dengan baik bila masih mengaku paling benar di antara yang lain. Hal itu karena dalam Islam telah ditekankan bahwa agama adalah menyempurnakan akhlak, bukan membuat akhlak baru.
Baca juga : Membandingkan Gaya Anies dan Ahok Saat Penuhi Panggilan KPK
“Saya yakini ajaran agama saya yang benar, namun tidak berarti agama yang tak sama dengan saya yang diyakini itu salah. Kita memiliki keyakinan sendiri-sendiri, dan kita pegang keyakinan kita tanpa harus menyalahkan yang lain,” tegasnya.