
TIKTAK.ID – Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menyatakan setelah ayahnya, yakni Soekarno dilengserkan dari posisi presiden tahun 1965 silam, dia dan keluarganya merasakan hidup semakin sulit sebagai rakyat biasa. Hal tersebut dirasakan pada 1967 atau seusai tragedi berdarah tahun 1965.
Megawati yang pernah menjadi Presiden ke-5 Republik Indonesia (RI) mengungkapkan hal tersebut di tengah orasi dalam peresmian Universitas Pertahanan (Unhan) pada Jumat (11/6/21).
“Saya tumbuh besar di Istana. Akibat peristiwa politik tahun 1965 saya tak dapat melanjutkan sekolah. Dan tentu saja karena ayah saya dilengserkan, hidup sebagai rakyat biasa,” ujar Megawati.
Megawati mengisahkan hal tersebut lantaran memandang hidup ini bak roda kehidupan. Ia lanjutkan dengan menyitir falsafah Jawa, yaitu cakra manggilingan. Walaupun sempat hidup sebagai anak presiden ke-1 RI dan berkediaman di Istana, dia pernah menjalani hidup menjadi rakyat biasa.
Megawati melanjutkan kisahnya bahwa kelahirannya saat itu di Gedung Agung Yogyakarta. Pusat pemerintahan Indonesia saat itu sedang dipindah ke Yogyakarta lantaran situasi keamanan yang tak menentu selepas Proklamasi Kemerdekaan.
“Jadi praktis keluarga kami, keluarga presiden baru dapat pindah ke Jakarta tahun 1950,” sebutnya.
Seiring berjalannya waktu, Megawati dan keluarga besar Soekarno menjalani hidup selayaknya orang biasa. Dalam pandangan Megawati, usai Soekarno dilengserkan sebagai masa yang pelik baginya dan keluarga.
“Namun akhirnya begitulah yang seperti saya katakan roda berputar,” kata perempuan yang pernah menjadi Presiden ke-5 Republik Indonesia itu.
Megawati lantas menceburkan diri ke dunia politik. Dia menduduki posisi anggota DPR sampai tiga periode dari fraksi PDI. Kariernya senantiasa melejit, sampai berujung menjadi Presiden ke-5. Terhadap perjalanan hidupnya, Megawati menilai itu menunjukkan hidup bak roda yang senantiasa berputar.
“Sejarah memanggil saya untuk pertama kali menjadi anggota DPR RI hingga tiga periode. Terpotong dua tahun lantaran menjadi Wapres (wakil presiden) dan sesudah itu menjadi presiden ke-5 Republik Indonesia,” terangnya.
Kedatangan Megawati juga didampingi Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Di samping itu, terlihat juga ketiga putra-putrinya yaitu Mohammad Rizki Pratama, Puan Maharani, dan Prananda Prabowo.