![MBS Bertemu Netanyahu, Jihad Islam Palestina: Pengkhianat!](https://i0.wp.com/www.tiktak.id/wp-content/uploads/2020/11/mbs-netanyahu.jpg?resize=660%2C400&ssl=1)
TIKTAK.ID – Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terbang ke Arab Saudi dan bertemu dengan putra mahkotanya, kata seorang pejabat Israel pada Senin (23/11/20). Pertemuan itu disebut sebagai kunjungan pertama yang diakui secara publik oleh seorang pemimpin Israel ketika kedua negara itu semakin mesra.
Kantor berita Reuters melaporkan bahwa sebelumnya, media Israel mengatakan Netanyahu diam-diam terbang pada Minggu kemarin ke Neom, di Laut Merah, untuk melakukan pembicaraan dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) dan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo.
Laporan pertemuan antara Putra Mahkota dan Netanyahu dibantah oleh Menlu Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud.
“Saya bertemu Pompeo di bandara dan pergi bersamanya ke pertemuan itu. Saya kemudian membawanya kembali ke bandara. Pejabat Saudi dan Amerika adalah satu-satunya yang hadir,” katanya.
Arab Saudi telah lama menghindari kontak resmi dengan Israel.
Setelah penyangkalan Saudi, Netanyahu berhati-hati berbicara di depan publik tentang perjalanan klandestinnya.
Ditanya pada pertemuan faksi sayap kanan Likud tentang kunjungan Saudi, Netanyahu menjawab, “Apakah Anda serius? Teman-teman, selama bertahun-tahun saya tidak pernah mengomentari hal-hal seperti itu dan saya tidak berniat untuk mulai melakukannya sekarang.”
Jubir Pompeo juga menolak memberikan komentar terkait kabar itu.
Tetapi ketika ditanya tentang laporan media Israel, Yoav Gallant, seorang anggota Kabinet keamanan Netanyahu, mengatakan kepada Radio Angkatan Darat, “Fakta bahwa pertemuan itu terjadi, dan diumumkan ke publik, bahkan jika setengah resmi sekarang, adalah masalah yang sangat penting.”
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz, dalam pidatonya mengutuk “kebocoran kabar penerbangan rahasia ke Arab Saudi oleh mereka yang tidak bertanggung jawab”.
Jelang akhir masa jabatan Trump, Pompeo mencoba membujuk Arab Saudi untuk mengikuti Uni Emirat Arab, Bahrain dan Sudan untuk mewujudkan hubungan diplomatik formal dengan Israel.
Sejak Agustus, Riyadh telah mengizinkan maskapai penerbangan Israel untuk melintasi wilayah udaranya yang menuju ke Teluk dan Asia yang baru saja dibuka. Menjalin hubungan secara lebih terbuka dengan Putra Mahkota Saudi dapat membantu Netanyahu yang konservatif meningkatkan kredensial negarawannya saat ia menghadapi tantangan domestik. Termasuk pengadilan atas tuduhan korupsi yang dibantah oleh Netanyahu, dan perseteruan dengan mitra koalisi sentrisnya, Gantz.
“Gantz melakukan manuver politik, sementara Perdana Menteri membuat perdamaian”, cuit Jubir Netanyahu, Topaz Luk di akun Twitternya.
Sementara Riyadh menegaskan tak akan mengubah posisinya terhadap Israel. Menlu Arab Saudi pada Sabtu kemarin mengatakan bahwa Kerajaan menyukai normalisasi “sudah sejak lama”, namun dengan syarat bahwa Israel dan Palestina mencapai “kesepakatan perdamaian permanen dan penuh”.
Menanggapi kabar pertemuan Putra Mahkota Saudi dengan Netanyahu, kelompok pejuang Palestina mengutuk kabar perlakuan lunak Saudi terhadap musuh mereka, Israel. Jihad Islam Palestina menyebutnya sebagai “pengkhianatan terhadap Yerusalem, Mekah dan Madinah yang diberkati”.