TIKTAK.ID – Aktris Maudy Ayunda menyampaikan bahwa dirinya telah lulus dari Stanford University dengan gelar Master of Arts (MA) dan Master of Business Administration (MBA). Kebahagiaan pemilik nama lengkap Ayunda Faza Maudya tersebut pun kian memuncak karena telah berhasil menaklukkan perguruan tinggi terbaik kedua di dunia.
Sekadar informasi, menurut World University Rankings Times Higher Education, Stanford University berada di urutan kedua perguruan tinggi terbaik di dunia. Sementara urutan pertama diduduki oleh Oxford University yang terletak di Inggris.
Menariknya, dua perguruan tinggi terbaik di dunia itu mencatatkan Maudy sebagai alumni. Maudy sendiri telah meraih gelar strata 1 (S1) di Oxford University pada 2016 silam.
Seperti dilansir Liputan6.com, berikut ini sejumlah fakta kelulusan Maudy Ayunda dari Stanford University.
- Perjuangan Selama 2 Tahun
Maudy sukses meraih gelar magister usai berjuang selama dua tahun menjalani pendidikan di Amerika Serikat. Wanita kelahiran 19 Desember 1994 ini mengungkapkannya melalui akun Instagram.
“Saya sudah lulus! Dua tahun benar-benar telah berlalu”, tulis Maudy mengawali status teks unggahan foto terbarunya di Instagram, Rabu (9/6/21).
- Mengalami Tantangan Tak Terduga
Selama dua tahun menjalani pendidikan di Stanford University, Maudy mengaku menempuh perjalanan yang tak mulus. Terlebih wabah pandemi Covid-19 telah menghantam seluruh negara di dunia, termasuk Amerika Serikat.
“Kata-kata tidak dapat menggambarkan berapa banyak yang telah saya pelajari dari pengalaman ini. Terutama karena diwarnai oleh tantangan yang unik dan tak terduga,” terang bintang film “Habibie & Ainun 3” tersebut.
Pandemi Covid-19 mengubah suasana belajar yang selama ini dijalani Maudy. Pertemuan yang intens dengan pengajar sekaligus rekan kuliah tak lagi terjadi, karena ia harus menjalani perkuliahan secara virtual.
- Sigap Mengambil Keputusan
Di tengah kondisi tersebut, tekad Maudy menaklukkan Stanford University pun diuji. Pemain film “Perahu Kertas” ini ditantang mengambil keputusan tepat untuk langkahnya ke depan.
“Namun di satu sisi, rasa keberadaan saya ditingkatkan. Saya juga didorong untuk melepaskan kendali, refleksi, dan prioritas. Saya pun harus memutuskan dengan cepat dan tanpa ada penyesalan tentang apa yang benar-benar penting bagi saya,” ucap Maudy.
- Hak Istimewa
Maudy mengakui dapat menempuh pendidikan di Stanford University merupakan hak istimewa. Untuk itu, ia berharap dapat membayarnya.
“Saya bersyukur untuk setiap bagiannya, dan sebuah hak istimewa yang luar biasa untuk bisa berjalan di (antara) tembok-tembok (kampus) ini. Saya berharap dapat membayarnya ke depan!” imbuhnya.