
TIKTAK.ID – Mantan Ketua MPR dan inisiator Partai Ummat, Amien Rais mengaku bahwa dirinya tengah menantikan komitmen calon Kapolri, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo. Komitmen tersebut mengenai penembakan enam laskar pengawal mantan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.
Menurut Amien, hal itu adalah bagian dari Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) yang terjadi di jalan tol Jakarta-Cikampek tersebut.
Amien mengatakan, ia menangkap nada optimis dalam pernyataan Listyo yang akan menindaklanjuti rekomendasi Komnas HAM mengusut insiden tersebut. Lantas ia berharap pernyataan Listyo bukan sekadar janji manis, lantaran sedang menjalani uji kelayakan menjadi Kapolri.
Baca juga : Keluarga Laskar FPI yang Tewas Tertembak Sebut Polisi Tak Pernah Minta Maaf
“Sesungguhnya ini merupakan momen of truth. Saya melihat omongan Pak Listyo Sigit Prabowo itu kan merdu, jadi mudah-mudahan aja,” ujar mantan Ketua Umum PAN itu melalui jumpa pers TP3 di Jakarta, Kamis (21/1/21), seperti dilansir CNN Indonesia.
Kemudian Amien mengapresiasi Listyo, jika benar akan menindaklanjuti rekomendasi Komnas HAM dalam insiden tersebut, meski ada tokoh HAM yang meragukan hal itu. Amien menegaskan bahwa ia akan menunggu janji Listyo.
“Walaupun ada tokoh HAM yang mengatakan dia meragukan pernyataan Listyo karena hanya karena uji kelayakan jadi ngomong yang bagus. Tapi nanti praktiknya bagaimana, itu masih kita tunggu,” ucap Amien.
Baca juga : Sederet Janji Listyo Sigit Prabowo yang Akhirnya Lolos Fit and Proper Test di DPR
Selain itu, Amien juga menyesalkan hingga saat ini tidak banyak pihak yang mau berbicara lantang terkait insiden tersebut. Ia pun khawatir kondisi ini bisa mengakibatkan penegakan hukum dan HAM di Indonesia semakin tumpul.
Amien mengklaim resah bila kondisi demikian menjadi akhir dari demokrasi. Ia menjelaskan, akhir demokrasi yakni ketika pemimpin sebuah negara tak punya komitmen dalam menegakkan prinsip-prinsip yang kemudian berakibat pada kelahiran pemerintahan otoriter.
Sebelumnya, Komnas HAM telah mengumumkan peristiwa penembakan laskar FPI pada 7 Desember 2020 menjadi pelanggaran HAM. Amien yang termasuk dalam Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) enam laskar memaparkan, pihaknya telah menyusun buku putih berisi fakta-fakta dalam insiden tersebut.
Baca juga : Prabowo Diduga Sedang Mainkan Taktik Gaet Pendukung Jokowi di 2024
“Kita akan ikuti terus, serta sambil mengikuti itu, kita akan punya insyaallah sebuah buku putih yang menyajikan kenyataan sejujur-jujurnya. Dengan adanya buku itu, paling tidak bangsa kita tahu sebenarnya apa yang terjadi,” tutur Amien.