
TIKTAK.ID – Saat beraktivitas di tengah pandemi virus Corona (Covid-19), masker sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Sebuah startup asal Jepang pun mengembangkan masker pintar yang memiliki banyak fungsi, selain untuk menangkal virus Corona.
Donut Robotics mengembangkan masker pintar yang bisa terhubung dengan ponsel atau tablet menggunakan Bluetooth. Masker pintar tersebut dinamai “c-mask'”. Namun, masker itu tidak digunakan sendiri, melainkan dipasang di atas masker reguler.
Seperti dikutip detikINET dari Reuters, Senin (29/6/20) masker ini bisa dioperasikan menggunakan aplikasi yang diinstal terlebih dahulu di ponsel atau tablet.
Diketahui masker ini memiliki banyak fungsi. Di antaranya mengubah ucapan menjadi pesan teks atau melakukan panggilan telepon. Kemudian masker ini juga bisa menerjemahkan bahasa Jepang ke delapan bahasa lainnya.
Meski begitu, fitur penerjemah pada masker pintar hanya bisa digunakan dengan membayar biaya langganan. Awalnya, fitur penerjemah ini dikembangkan Donut Robotics untuk robot pemandu dan penerjemah yang mereka kembangkan untuk Bandar Udara Haneda di Tokyo.
Tetapi virus Corona merebak. Oleh karena itu, mereka memikirkan produk apa yang bisa dikembangkan agar perusahaan tetap bisa bertahan di tengah pandemi.
“Kami telah bekerja keras selama bertahun-tahun untuk mengembangkan robot. Selain itu, kami menggunakan teknologi itu untuk menciptakan produk yang merespons bagaimana virus Corona dapat membentuk ulang masyarakat,” terang bos Donut Robotics, Taisuke Ono.
Lebih lanjut, fitur menarik lainnya dari “c-mask” yakni kemampuannya untuk mengeluarkan suara penggunanya dari speaker ponsel agar terdengar lebih kencang. Fitur pengeras suara itu tentu berguna bagi mereka yang sulit mendengar seseorang yang berbicara di balik masker.
Donut Robotics membanderol masker pintar tersebut dengan harga USD 40 per buah. Mereka menyebut akan mulai menjual 5.000 stok masker di Jepang pada bulan September mendatang.
Ono menyatakan sudah tertarik untuk menjual masker pintar di China, Amerika Serikat, dan Eropa. Namun untuk konsumen di negara lain yang ingin membeli masker ini, tampaknya masih harus bersabar dulu.