TIKTAK.ID – Partai NasDem, Demokrat, dan PKS kini tengah sibuk mencari bakal calon wakil presiden (Cawapres) pendamping Anies Baswedan dalam ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Ketiga partai pun sudah membentuk tim kecil yang melibatkan perwakilan dari masing-masing partai, demi mencari sosok yang pantas dan cocok menjadi Cawapres untuk Anies.
Menurut Direktur Eksekutif KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo, pemilihan Cawapres pendamping Anies menjadi ujian awal yang dapat menentukan hubungan Partai NasDem, Demokrat dan PKS.
“Menurut saya memang ini merupakan cobaan awal jadi tidaknya koalisi ini. Jika mereka bisa lolos dari ujian ini, maka mereka bisa solid. Namun jika tidak, ya bubar jalan,” ungkap Kunto, seperti dilansir CNNIndonesia.com, pada Selasa (25/10/22).
Baca juga : Litbang Kompas: Pendukung NasDem Ternyata Lebih Banyak Pilih Prabowo dan Ganjar Ketimbang Anies
Kunto mengatakan bahwa kondisi saat ini masih sangat dinamis untuk memperkirakan masa depan ketiga partai itu. Dia menilai masih terlalu dini untuk meramal penjajakan koalisi tersebut.
“Masih sangat dinamis, kita lihat saja KIB [Koalisi Indonesia Bersatu], ada koalisi tapi enggak ada Capres. Gerindra-PKB berkoalisi juga enggak ada Capres. Ini NasDem memiliki Capres tapi enggak ada koalisi. Jadi semuanya masih sangat cair,” terang Kunto.
Kemudian mengenai Cawapres pendamping Anies, Kunto menyarankan posisi itu diisi oleh tokoh yang mempunyai basis kuat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pasalnya, dia menganggap dua provinsi tersebut memiliki pemilih yang besar. Apalagi, dia menyatakan Anies sudah punya basis pemilih yang kuat di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Sumatera Barat.
Baca juga : Terus Bertambah, Mahasiswa UMM Jadi Korban ke-135 Tragedi Maut Kanjuruhan
“Bila Pak Anies enggak punya basis di Jawa Tengah-Jawa Timur kan repot tuh untuk Pilpres. Sedangkan saya enggak melihat PKS dan Demokrat punya basis di situ. NasDem memang ada, tapi enggak kuat,” tutur Kunto.
“Jadi menurut saya, kalau pengin menang ya harus punya Cawapres yang memang memiliki basis kuat di Jawa Tengah dan Jawa Timur,” imbuh Kunto.
Kunto menjelaskan, sosok Cawapres itu tidak harus dari partai politik. Sebab, dia menilai saat ini pemilih lebih mudah mengasosiasikan diri ke tokoh daripada partai.