TIKTAK.ID – Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin sebelumnya mengakui bahwa China adalah saingan utama AS untuk mengembangkan program kecerdasan buatan (AI); namun, seorang mantan pejabat pertahanan AS kini mengatakan bahwa Washington telah dikalahkan Beijing terkait pengembangan program AI.
Seorang mantan Kepala Bagian Perangkat Lunak yang bekerja di Departemen Pertahanan AS (DoD) mengindikasikan bahwa China telah mengalahkan AS dalam hal kecerdasan buatan, menggarisbawahi bahwa kurangnya dukungan dari Badan Pemerintah memainkan peran besar dalam kemunduran pengembangan perangkat AI tersebut, seperti yang dilansir Sputniknews, Rabu (13/10/21).
Nick Chaillan menjabat sebagai Chief Software Officer Angkatan Udara AS, pada Mei 2019. Ia berhenti dari jabatannya pada awal September, dan menulis postingan berapi-api di LinkedIn-nya yang merinci alasan pengunduran dirinya.
Salah satu poin utama Chaillan dalam postingannya itu adalah pernyataannya bahwa pimpinan senior dalam Badan tersebut gagal bertindak saat dibutuhkan, dan bahwa ada kekurangan dana yang sangat menghambat proyek.
Menyinggung kemampuan China yang melampaui AS, Chaillan baru-baru ini menyampaikan kepada Financial Times bahwa AS sedang bergerak menuju kondisi yang “tidak memiliki peluang untuk bertarung, bersaing melawan China”.
“Kami tidak memiliki peluang bertarung melawan China dalam 15 hingga 20 tahun ke depan,” katanya kepada outlet tersebut. “Saat ini, itu sudah menjadi kesepakatan; persaingan itu sudah berakhir menurut saya.”
Ia menggambarkan beberapa sistem pertahanan dunia maya AS sebagai “tingkat taman kanak-kanak”.
Lebih lanjut ia menyarankan bahwa apa yang disebutnya sebagai perilaku stagnan yang ditunjukkan oleh raksasa teknologi seperti Google telah berkontribusi pada masalah tersebut.
Pernyataan Challian sebagian besar merujuk poin-poin yang dia buat dalam postingan di LinkedIn bulan September, yang merinci keyakinannya bahwa pejabat senior di Pentagon menghalangi pekerjaan agensi dengan menunjuk individu yang mengawasi program perangkat lunak yang tidak memiliki pengetahuan di lapangan.
“Departemen Pertahanan harus berhenti berpura-pura bahwa mereka ingin orang-orang industri datang dan membantu, jika mereka tidak akan membiarkan mereka melakukan pekerjaan itu. Sementara kita membuang-buang waktu dengan birokrasi, musuh kita bergerak lebih jauh ke depan,” kata Chaillan saat itu.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin pada Juli lalu mengakui bahwa China adalah “tantangan terbesar” AS dalam hal pengembangan AI, tetapi menambahkan bahwa Washington akan “bersaing untuk menang” dengan “cara yang benar”. Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa AS tidak akan “mengambil jalan pintas terhadap keselamatan, keamanan, atau etika”.