TIKTAK.ID – Mantan Ibu Negara Lesotho, Maesaiah Thabane ditangkap kembali karena kasus pembunuhan mantan istri suaminya, Thomas Thabane, kata polisi, Rabu (3/6/20). Thomas merupakan mantan Perdana Menteri Lesotho yang mengundurkan diri pada bulan kemarin.
Maesaiah akan tetap ditahan sampai 16 Juni, setelah uang tebusannya dicabut dengan tuduhan karena tidak melakukan prosedur yang wajar selama kehadiran pertamanya di pengadilan pada Februari lalu saat dia didakwa melakukan pembunuhan, kata Komisaris Polisi Holomo Molibeli, kepada CNN.
Molibeli mengatakan mantan Ibu Negara itu kembali ke balik jeruji karena masalah teknis karena penuntutan tidak diizinkan untuk membuat argumen yang bertentangan dengan jaminannya selama persidangan.
Jumlah jaminan yang dikenakan sebesar 1.000 maloti atau 800 ribuan rupiah juga dibayarkan lama setelah dia dibebaskan dan bukan pada saat pembebasannya pada Februari, kata Komisaris.
Sebelumnya, baik dia maupun suaminya, Thomas Thabane, telah menjelaskan secara terbuka terkait tuduhan tersebut.
Molibeli mengatakan setelah penangkapannya kembali, dia akan muncul lagi di pengadilan dan kali ini akan diikuti dengan proses yang wajar. Dia tidak mengatakan kapan pengadilan akan dimulai lagi.
“Dia di penjara saat kita bicara sekarang,” kata Molibeli.
Maesaiah Thabane didakwa memerintahkan pembunuhan kepada mantan istri Thomas, Lipolelo Thabane, yang ditembak mati di dekat rumahnya di ibukota Lesotho, Maseru, pada Juni 2017.
Mantan Ibu Negara itu kemudian melarikan diri ke luar negeri pada Januari, setelah ada perintah polisi untuk penangkapannya. Namun kemudian pada Februari dia menyerahkan diri ke polisi setelah menghabiskan beberapa minggu di Afrika Selatan.
Polisi telah meminta keterangan Thomas Thabane terkait kasus ini dan berusaha untuk menuntutnya, namun pengacaranya mengatakan bahwa dia tidak bisa dituntut, mengutip kekebalan konstitusional. Hingga saat ini dia belum didakwa dalam kasus ini, hanya istrinya saja yang diseret ke meja hijau.
Kasus pembunuhan Lipolelo Thabane mengguncang negara kecil di Afrika selatan itu, dan memaksa Thomas pensiun secara mendadak pada Mei. Dia menyatakan pensiun setelah berbulan-bulan mendapat tekanan dari partai politiknya untuk mengundurkan diri atas dugaan keterlibatannya pada kasus pembunuhan mantan istrinya.