TIKTAK.ID – Mantan Direktur Publikasi dan Pendidikan Publik Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Agustinus Edy Kristianto mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar segera melakukan reshuffle Kabinet, khususnya Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri BUMN, Erick Thohir.
Menurut Agus, Luhut dan Erick diduga telah terlibat dalam konflik kepentingan antara bisnis tes PCR di PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) dengan kebijakan Pemerintah mengenai penanganan Covid-19.
“Untuk memulihkan dan mengobati kekecewaan, rasa terluka masyarakat, maka Jokowi harus melakukan langkah yang ‘radikal.’ Dia harus melakukan perombakan Kabinet di sektor yang disoroti masyarakat, di sektor yang potensi dugaan penyelewengannya tinggi, seperti kasus PCR ini, dua orang itu merupakan pintu masuk,” ujar Agus, seperti dilansir Suara.com, Rabu (3/11/21).
Baca juga : MUI Terbitkan Fatwa Baru, Haram Beri Uang ke Pengemis Sehat dan Malas Kerja
Agus mengatakan kebijakan tes PCR untuk perjalanan yang berubah-ubah dalam waktu cepat belakangan ini juga disebabkan oleh konflik kepentingan antara pebisnis dan Pemerintah. Untuk itu, dia menilai ketegasan Jokowi dinanti untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.
“Jika kita ingin melawan Covid-19, masyarakat harus percaya sama Pemerintah. Tapi sekarang tidak percaya loh, ah benar tidak ini (aturan) PCR, besok udah ganti lagi, nah itu kan bisa menghambat,” terang Agus.
“Jadi sepulangnya dari kunjungan kerja ke Dubai, Jokowi harus benar-benar memikirkan hal ini,” imbuhnya.
Baca juga : Pengamat Sebut Opsi Duet Prabowo-Puan Sulit Menangi Pilpres 2024
Kemudian Agus menyatakan masyarakat harus memberikan sanksi sosial kepada pejabat-pejabat yang mengambil kesempatan selama pandemi.
“Hukuman sosial harus berjalan. Sebab, ini mau Pemilu, sehingga dapat menjadi pendidikan politik bagi masyarakat bahwa kita tidak bisa asal memilih pemimpin. Tidak bisa bayar pajak saja tapi tidak diawasi, kita jangan gampang lupa dulu begini nyalon lagi dipilih lagi,” ucap Agus.
Sebelumnya, Agus sempat menyampaikan bahwa Luhut dan Erick Thohir diduga berafiliasi dengan bisnis tes Covid-19 baik PCR maupun Antigen di PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI). Dia menyebut salah satu pemegang saham PT GSI adalah PT Toba Bumi Energi dan PT Toba Sejahtra, anak PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) yang 10 persen sahamnya dimiliki oleh Luhut.
Baca juga : Densus 88 Ciduk Kepala SD Negeri yang Terlibat Aktivitas Teroris JI
Kemudian dia memaparkan, PT GSI juga dimiliki oleh PT Yayasan Adaro Bangun Negeri yang berkaitan dengan PT Adaro Energy Tbk (ADRO), yang 6,18 persen sahamnya dimiliki Boy Thohir yang tak lain adalah saudara dari Erick Thohir.