TIKTAK.ID – Shirataki merupakan sumber karbohidrat yang terbuat dari umbi tanaman konjak (Amorphophallus konjac).
Belakangan ini, bahan pangan ini makin populer di kalangan orang yang menjalani diet karbohidrat dan gluten.
Shirataki juga memiliki cita rasa netral, sehingga dapat dengan mudah dikonsumsi bersama lauk atau bahan makanan lainnya.
Di Jepang, Tiongkok, hingga Korea, Shirataki diketahui telah ribuan tahun digunakan sebagai bahan pembuatan mi, nasi, tahu, jeli, sampai obat tradisional.
Mengutip Verywell Fit, bahan makanan ini pun dikenal sebagai pangan ajaib, karena minim karbohidrat, lemak, serta kalori.
Seperti dilansir Kompas.com, berikut ini beberapa manfaat Shirataki untuk kesehatan:
Menambah asupan serat
Healthline mengungkapkan bahwa salah satu keistimewaan Shirataki yakni kandungan serat glukomanan. Serat ini adalah jenis serat larut yang sangat kental dan bisa menyerap air serta diubah menjadi gel. Bahkan glukomanan seperti busa ajaib, karena dapat menyerap air sampai 50 kali bobot asalnya.
Perlu diketahui, serat kental glukomanan bisa bertindak sebagai prebiotic, yang akan memberi makan bakteri baik di usus besar. Di usus besar tersebut, bakteri melakukan fermentasi serat menjadi asam lemak rantai pendek, kemudian zat ini bisa membantu melawan peradangan, meningkatkan sistem daya tahan tubuh, dan memberikan manfaat kesehatan lainnya.
Membantu menurunkan berat badan
Shirataki dapat membantu menurunkan berat badan, karena serat kental dalam mi atau nasi Shirataki dapat menunda pengosongan makanan di perut. Hal itu mengakibatkan perut menjadi kenyang lebih lama dan nafsu makan jadi tidak berlebihan.
Tidak hanya itu, serat dalam Shirataki dapat memfermentasi serat menjadi asam lemak rantai pendek. Proses ini akan merangsang pelepasan hormon usus yang memberikan kode ke tubuh untuk merasa kenyang. Glukomanan yang terkandung dalam Shirataki juga bisa mengurangi hormon pengontrol rasa lapar ghrelin.
Menurunkan kadar gula darah
Glukomaman dapat membantu menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes dan resistensi insulin. Pasalnya, serat kental akan menunda pengosongan makanan di perut, sehingga kadar gula darah dan insulin naik secara bertahap, seiring penyerapan nutrisi di dalam darah.
Penelitian membuktikan bahwa penderita diabetes tipe 2 yang makan glukomanan mengalami penurunan penanda gula darah fruktosamin yang signifikan.