TIKTAK.ID – Presiden Venezuela, Nicolas Maduro mendesak Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menentang sanksi Amerika Serikat yang dijatuhkan terhadap negaranya, serta sekutunya termasuk Iran, Kuba, Nikaragua, dan Suriah.
“Kami harus menuntut penghentian semua tindakan koersif sepihak, dari semua sanksi yang dituduhkan, dan bahwa mereka mengizinkan orang-orang kami untuk menggunakan hak mereka sendiri,” kata Maduro dalam pernyataan video di hadapan PBB, tulis Al Jazeera, Kamis (24/9/20).
Pemerintahan Presiden AS, Donald Trump telah meningkatkan sanksi terhadap Venezuela dalam dua tahun terakhir sebagai bagian dari upaya untuk menggulingkan Maduro, yang dituduh melakukan korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, dan mencurangi pemilihannya kembali pada 2018.
Maduro telah menjadi saksi keruntuhan ekonomi enam tahun di negara OPEC yang pernah makmur, yang oleh oposisi dan sebagian besar ekonom dikaitkan dengan kebijakan ekonomi intervensionis Venezuela.
Sementara partai sosialis yang berkuasa di Venezuela menyalahkan sanksi AS atas kesengsaraan negara itu.
Sebelumnya, Maduro juga mengutuk “hegemoni” dan “gagasan imperialis” di hadapan Badan PBB tersebut, mendesak para pemimpin dunia untuk bersatu dalam menghadapi pandemi virus Corona.
“Venezuela mendukung dunia multipolar, sistem PBB yang diperbarui, sistem yang tahu bagaimana menegakkan hukum internasional dan melindungi rakyat dunia,” katanya, sembari mengutuk serangan Trump terhadap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Ini bukan waktunya untuk menghina, untuk mengancam WHO, sekarang saatnya bersatu untuk mendukungnya,” katanya.
Kuba dan Nikaragua adalah dua sekutu Maduro yang tersisa di Amerika Latin, setelah para pemimpin berhaluan kiri d kawasan itu kehilangan kekuasaan seperti Brasil dan Ekuador.
Trump telah membatalkan kesepakatan dengan Havana, musuh lama Perang Dingin Washington, yang dikejar oleh pendahulunya Barack Obama.
Pemerintahan Trump juga memberikan sanksi kepada individu dan perusahaan Nikaragua sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya sebagai korupsi dan penindasan di bawah Presiden Daniel Ortega.
Pada pidato video selanjutnya, pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido -yang mengangkat dirinya sendiri sebagai presiden sah Venezuela dan anehnya diakui oleh puluhan negara termasuk AS- mendesak masyarakat internasional untuk mengambil “tindakan tegas” untuk menggulingkan presiden yang sah Maduro, tanpa menjelaskan secara spesifik alasannya.
“Hari ini saya menyerukan kepada semua perwakilan negara anggota… untuk mempertimbangkan strategi dan skenario berbeda setelah jalur diplomatik habis,” kata Guaido.