TIKTAK.ID – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendukung rencana Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo membuka opsi ekspor bibit lobster. Luhut menilai langkah tersebut lebih baik untuk mengurangi penyelundupan lobster.
“Lebih baik dikontrol, kan ujung-ujungnya pengawasan,” ujar Luhut di Jakarta, seperti dilansir Katadata.co.id, Kamis (12/12/19).
Luhut menjelaskan, polemik kebijakan ekspor bibit lobster telah berlangsung lama karena minimnya pengawasan. Ia mengklaim Edhy akan memperkuat prosesnya sehingga risiko penyelundupan dapat diminimalkan. Tak hanya itu, Luhut mengatakan ada dampak ekonomi yang besar dari rencana tersebut.
Menurut Luhut, peluang hidup benih lobster kurang dari 1% sehingga harus dimanfaatkan dengan baik oleh petani. Selain itu, lanjut Luhut, Pemerintah juga menggodok skema pembibitan yang ideal agar petani tetap mendapat pemasukan saat membesarkan bibit.
“Modelnya dibikin tambak oleh petani dulu enam bulan, dan petaninya mungkin diberi uang untuk hidup selama enam bulan,” ujar Luhut.
Baca juga: Pecat Ari Askhara, Erick Thohir Diminta Tunjuk Susi Pudjiastuti Jadi Dirut Garuda
Sebelumnya, Edhy membuka kembali opsi ekspor benih lobster yang sempat dilarang di era Susi Pudjiastuti. Pasalnya berdasarkan laporan dari tim Kementerian KKP, ekspor benih lobster ke Vietnam melalui pasar gelap masih terjadi.
“Dari total kebutuhan baby lobster mereka, 80 persen dari Indonesia. Celakanya, lewat Singapura,” ujar Edhy.
Benih lobster dijual dengan kisaran harga Rp 3.000 hingga 5.000 per ekor di Indonesia. Ketika besar, harga lobster melejit hingga Rp 139 ribu.
Sebelumnya, keputusan Edhy sempat dikritik oleh pengamat ekonomi Faisal Basri. Bahkan, Faisal menyebut keputusan Edhy itu hal yang gila.
“Jual jual, heh, lobster itu kita besarkan. Udah gila,” ujar Faisal Basri. “Mungkin kita yang berada di luar politik ini bisa matching-kan antara tuntutan dan tantangan yang kita hadapi dengan peluang-peluang yang ada. Ini pada akhirnya akan meningkatkan dosis pajak,” lanjutnya.
Baca juga: Pesan Khusus Luhut ke Prabowo: Kita Belum Berjaya di Laut
Sementara Susi Pudjiastuti tetap bersikeras menentang wacana ekspor benih lobster. Dalam akun Twitter pribadinya, Susi menyebutkan lobster sangat bernilai ekonomi tinggi sehingga kelestariannya perlu dijaga. Apalagi, Indonesia telah dianugerahi laut yang luas dan kaya sumber daya.
Dalam cuitannya, ia menyebut, hendaknya manusia tidak boleh tamak karena tergiur dengan harganya yang mahal itu, utamanya harga benih lobster yang melonjak drastis di pasar luar negeri.
Susi pun mengunggah video dirinya sedang makan lobster dan mengatakan, harga lobster yang dia makan dengan berat 400 sampai 500 gram harganya Rp 600.000 sampai Rp 800.000. Apalagi kalau lobster mutiara, bisa menembus harga Rp 4-5 juta.
Dia membandingkan dengan harga bibit yang dijual ke Vietnam yang hanya berkisar Rp 100.000 sampai Rp 130.000 per bibit.
Susi pun mengimbau para nelayan agar jangan bodoh, mudah tergiur melihat harga benih lobster yang sangat kecil mencapai Rp 100.000, karena jika dibesarkan, harganya bisa jauh lebih mahal dari itu.