
TIKTAK.ID – Sedikitnya tiga orang tewas dan 15 lainnya luka-luka dalam ledakan bom pada Rabu (21/10/20) di Pakistan. Ledakan itu terjadi di sebuah gedung bertingkat di daerah kota Gulshan-e-Iqbal, lapor Geo TV.
Bagian dari bangunan tempat tinggal runtuh akibat ledakan, tulis Sputniknews.
Sementara pada hari sebelumnya, Selasa (20/10/20), sedikitnya enam orang terluka dalam ledakan di halte bus di Karachi, di kota terbesar di Pakistan dengan penghuni 15 juta jiwa itu. Inspektur Polisi di wilayah Karachi Selatan mengonfirmasi kabar terjadinya ledakan bom yang dipasang di gerbang terminal bus.
Petugas polisi mengatakan bahwa ledakan itu disebabkan oleh bom yang diledakkan dari jarak jauh. Masih belum diketahui siapa yang berada di balik serangan bom pada Selasa itu.
Sebelumnya pada pekan lalu, kelompok bersenjata tak dikenal menewaskan sedikitnya 14 orang di provinsi Balochistan, Pakistan barat daya, setelah menyergap konvoi kendaraan yang melaju di jalan raya utama menuju kota terbesar di negara itu, Karachi.
Kendaraan tersebut melakukan perjalanan dari kota pelabuhan Gwadar menuju ke Karachi ketika mereka disergap di dekat kota kecil Ormara, sekitar 250km barat dari tujuan mereka, kata sumber keamanan.
Korban tewas termasuk personel pasukan keamanan yang mengawal konvoi itu, katanya. Pejabat itu berbicara dengan syarat anonim karena dia mengaku tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
Mayat mereka yang tewas diangkut ke pangkalan Angkatan Laut terdekat, kata pejabat setempat kepada Al Jazeera.
Menteri Dalam Negeri provinsi di Balochistan, Zia Langove mengonfirmasi rincian serangan itu tetapi menyebutkan jumlah korban tewas adalah 15 orang. Dia menambahkan penyergapan itu melibatkan sedikitnya tujuh orang bersenjata “dengan peluncur roket dan senjata berat lainnya”.
“Serangan itu dilakukan antara tujuh dan delapan orang yang menembaki konvoi dengan peluncur roket dan senjata berat lainnya. Mereka kabur dari daerah itu,” pungkasnya.
Kekerasan di Pakistan terus meningkat bersamaan dengan kekacauan politik di negeri itu, ketika ribuan orang menggelar aksi unjuk rasa melawan Perdana Menteri Imran Khan, yang mereka tuduh dipasang oleh militer dalam pemilihan 2018 yang diduga dicurangi. Para pengunjuk rasa menuntut pengunduran dirinya.