TIKTAK.ID – Keputusan Amerika Serikat menarik 1.000 tentaranya yang tersisa di Suriah utara menyusul serangan Turki yang kian meluas, berbuah kesepakatan antara tentara Suriah dan milisi Kurdi untuk memindahkan pasukan di sepanjang jalur yang berbatasan langsung dengan Turki.
Perkembangan tersebut menegaskan makin hilangnya pengaruh Washington dan kegagalan kebijakan AS mendukung milisi pemberontak melawan pemerintahan sah Suriah.
Beberapa negara di kawasan yang tidak setuju pada langkah militer Turki menuntut Erdogan segera menarik pasukannya dari Suriah.
Keprihatinan atas operasi militer Turki di wilayah negara Suriah, didasari pertimbangan serius terkait situasi kemanusiaan dan potensi bahaya berkelanjutan yang mungkin menimpa warga sipil di zona konflik itu.
Keputusan Trump memindahkan pasukan Amerika keluar dari garis pertempuran di utara Suriah, juga dianggap dapat membuka peluang pecahnya kecamuk perang besar jika pasukan Suriah datang mengamankan wilayah perbatasan mereka dalam konflik langsung dengan militer Turki. Hal inilah yang juga dikhawatirkan dapat meningkatkan kemungkinan pasukan ISIS dan kroninya yang ditahan Kurdi, leluasa melarikan diri. Bahkan beberapa sumber mengatakan kaburnya milisi ISIS itu sudah terjadi saat militer Turki mulai menggempur wilayah Kurdi.
Kondisi panas ini dipicu langkah Presiden AS Donald Trump minggu lalu yang secara mengejutkan memutuskan penarikan sekitar 50 pasukan operasi khusus dari dua pos terdepan di Suriah utara. Langkah Trump dianggap pembuka jalan bagi Turki meluncurkan serangan masif dalam sepekan terakhir terhadap Milisi Kurdi di wilayah tersebut.