TIKTAK.ID – Awal pekan ini, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa mereka telah melakukan serangan udara di bagian selatan kota Gaza sebagai tanggapan atas peluncuran balon pembakar ke wilayah Israel.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Kamis (17/6/21) mengonfirmasi mereka melancarkan serangan udara ke wilyah Gaza. Mereka mengklaim menarget kompleks militer Hamas dan lokasi peluncuran roket. Serangan udara itu, Israel bilang sebagai respons atas “balon pembakar” yang diluncurkan dari Gaza.
“Menanggapi balon pembakar yang diluncurkan dari Gaza ke Israel, kami menyerang kompleks militer dan situs peluncuran roket milik Hamas di Gaza. IDF telah meningkatkan kesiapannya untuk berbagai skenario dan akan terus menyerang target teror Hamas di Gaza”, tulis IDF di akun Twitternya, seperti yang dilansir RTnews.
Sebelumnya, pada awal pekan ini Israel juga melancarkan serangan udara ke selatan kota Gaza.
Kantor Berita Shehab menulis dua rudal ditembakkan ke Beit Lahia. Kemudian, pesawat juga melakukan “serangan” di daerah Al-Maqqa dekat Khan Younis di bagian selatan jalur Gaza. Tak lama setelah itu, Shehab melaporkan bahwa pesawat Israel “menargetkan situs Administrasi Sipil di timur Jabalia di Jalur Gaza utara”.
Channel 13 mengklaim serangan udara di Gaza utara menargetkan “sebuah pos militer organisasi Hamas”, dan bahwa serangan itu dilakukan sebagai tanggapan atas “peluncuran balon pembakar yang berkelanjutan” ke wilayah Israel.
Menurut Shehab, tak ada korban jiwa dalam serangan udara tersebut.
Kantor berita Palestina itu membagikan video yang diduga menunjukkan momen serangan udara.
Pada 15 Juni, IDF mengonfirmasi telah melakukan serangan udara di daerah Maan Bakhaniounis, dan Quraysh, selatan Kota Gaza, dengan mengatakan bahwa serangan itu dilakukan sebagai tanggapan atas peluncuran balon pembakar, dan menempatkan tanggung jawab pada Hamas.
Serangan Selasa dan Kamis ini menandai serangan udara pertama sejak Perdana Menteri baru Israel, Naftali Bennett, menjabat, setelah ia membentuk koalisi dan menggulingkan pendahulunya, Benjamin Netanyahu.
Serangan itu juga mengakhiri gencatan senjata akhir pada Mei antara Tel Aviv dan Hamas yang mengakhiri 12 hari serangan udara yang menewaskan sekitar 250 warga Palestina dan 13 warga Israel.