
TIKTAK.ID – Sukses menyulap Hagia Sophia menjadi masjid, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memerintahkan Gereja Ortodoks kuno lainnya untuk menjadi rumah ibadah umat Islam, tulis RT News.
Gereja Bizantium Chora yang bersejarah kini kembali ke perannya sebagai masjid, setelah berfungsi sebagai museum selama tujuh dekade. Bulan lalu, perubahan serupa dilakukan ke Hagia Sophia, yang memicu reaksi dari Yunani.
Pada Jumat (21/8/20), Erdogan memerintahkan untuk menyulap gereja bersejarah di Istanbul ke dalam pengawasan Direktorat Urusan Agama dan membuka pintunya bagi jemaah Muslim. Perubahan serupa terjadi sebulan yang lalu, ketika Hagia Sophia, yang juga berasal dari rumah doa Ortodoks, diubah dari museum menjadi masjid.
Gereja Juruselamat Suci di Chora jika ditelusuri sejarahnya akan kembali ke kompleks biara abad keempat tepat di luar tembok Konstantinopel, yang dimasukkan ke dalam kota saat diperluas. Dinding bangunan saat ini tetap bertahan sejak rekonstruksi besar-besaran dilakukan pada abad ke-11. Interiornya menampilkan mosaik dan lukisan dinding Bizantium yang indah, yang dibuat antara 1315 dan 1321 dan menggambarkan pemandangan dari Perjanjian Baru.
Setelah Konstantinopel ditaklukkan oleh Ottoman pada pertengahan abad ke-15, gereja tersebut diubah menjadi masjid dan citra Kristennya ditutupi di balik plester. Turki modern mengubahnya menjadi Museum Kariye, untuk tujuan wisata populer, setelah Perang Dunia II.
Keputusan untuk mengembalikan museum ke peran era Ottoman disahkan oleh pengadilan administratif tertinggi Turki pada November lalu. Belum jelas berapa lama waktu yang dibutuhkan sebelum ibadah umat Muslim dapat dilakukan di situs tersebut, setelah keputusan Erdogan dipublikasikan di surat kabar resmi Turki pada Jumat ini.
Bulan lalu, Hagia Sophia mengalami perubahan kontroversial serupa dari museum kembali menjadi masjid. Erdogan, yang partainya berpatok pada politik Islam untuk dukungan domestik dan internasional, menghadiri salat Jumat pertama yang diadakan di bekas katedral Bizantium bersama dengan ribuan jemaah lainnya.
Konversi tersebut telah menimbulkan ketegangan antara Turki dan saingan lama dan tetangganya, Yunani, yang melihat apa yang dilakukan Erdogan sebagai serangan terhadap warisan Kristen yang ada di tanah Turki. Kementerian luar negeri Yunani menyebut keputusan terbaru itu sebagai “provokasi lain terhadap umat beragama di mana-mana” oleh Ankara.