TIKTAK.ID – Politisi PDI-Perjuangan, Adian Napitupulu membantah pernyataan Anggota DPR Fraksi Gerindra, Andre Rosiade yang menyebut kritikan Adian kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk kursi komisaris di perusahaan plat merah.
“Tidak ada hubungannya, saya minta Andre membuktikan pernyataannya karena itu tuduhan serius,” ujar Adian kepada wartawan, seperti dilansir Wartaekonomi.co.id, Minggu (14/6/20).
Kemudian Adian menantang anak buah Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto ini untuk mengomentari data yang ia paparkan dalam kritik ke Erick. Selain itu, ia juga meminta Andre untuk tidak melempar rumor ke publik.
Baca juga : Gandrung Komik Mahabarata, Prabowo ‘Capres Terkuat 2024’ ini Ternyata Punya Beberapa Julukan Lagi
“Kalau Andre kritis, komentari datanya saja, benar atau tidak. Jangan mengomentari rumor, karena terlalu mahal rakyat membiayai DPR hanya untuk mengomentari rumor,” tegas Adian.
Adian pun menyarankan Andre untuk lebih memahami fungsi pengawasan DPR. Ia menyatakan DPR memiliki fungsi mengawasi kinerja eksekutif, bukan rumor sesama anggota DPR.
“Karena kalau rumor yang dibicarakan, saya juga banyak mendengar rumor tentang Andre. Tapi, karena saya tahu fungsi dan tugas DPR, maka saya tidak akan mengumbar hal itu di media,” tutur Adian.
Baca juga : Pengamat Politik: Prabowo Orang Baik, Gak Perlu Dukungan PKS dan 212
Lebih lanjut, Adian juga meminta Andre untuk lebih banyak belajar.
“Andre harus belajar data. Jawab data, bukan data dijawab rumor, gitu aja,” imbuhnya.
Sebelumnya, Andre melempar rumor mengenai adanya motif tertentu dari Adian di balik kritik ke Erick Thohir.
“Di Komisi VI, kami mendengar rumor bahwa Bung Adian memberikan usulan nama-nama ke Menteri BUMN untuk posisi komisaris. Tapi bukannya ditambah, kawan-kawan Bung Adian malah dicopot seperti di PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan Damri. Tapi ini baru rumor yang kami dengar, bisa benar atau salah,” ucap Andre.
Baca juga : Corona di Jakarta Meningkat, PDIP DKI: Anies Seharusnya Fokus Pengawasan di Lapangan
Seperti telah diberitakan, Adian menyoroti soal kenaikan utang BUMN. Ia membandingkan utang luar negeri BUMN sebesar Rp5.600 triliun dengan utang luar negeri Pemerintah Malaysia yang disebut hanya Rp3.500 triliun.
Tidak hanya itu, Adian juga mengkritik BUMN yang pejabatnya diisi oleh pensiunan. Ia menduga hal itu menjadi penyebab BUMN tidak produktif.