TIKTAK.ID – Pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan kolegannya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Jenewa pada Rabu (16/6/21) kata seorang ajudan Kremlin, kemungkinan tidak akan menghasilkan kesepakatan konkret. Namun, pembicaraan itu akan tetap bermanfaat, tambahnya.
Kedua pemimpin akan bertemu untuk pertama kalinya sejak Biden menjadi presiden, di tengah hubungan bilateral keduanya yang berada di titik terendah dalam beberapa tahun, seperti yang dilaporkan Reuters, Selasa (15/6/21).
Penasihat Kebijakan Luar Negeri Putin, Yuri Ushakov mengatakan kepada wartawan bahwa agenda -selain dari komunike terakhir- telah dikonfirmasi dalam panggilan teleponnya dengan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan pada Senin (13/6/21) kemarin.
Stabilitas nuklir, perubahan iklim, keamanan siber dan nasib warga AS dan Rusia yang dipenjara di negara masing-masing akan menjadi agenda pembicaraan itu, kata ajudan Kremlin.
“Saya tidak yakin kesepakatan apa pun akan tercapai. Saya melihat pertemuan ini dengan optimisme praktis,” kata Ushakov kepada wartawan.
Biden sebelumnya sempat menyebut mantan agen KGB Putin sebagai pembunuh pada Maret, telah menyebut Rusia terlibat dalam perilaku yang tidak dapat diterima di berbagai bidang. Dia juga berbicara tentang “dilema” Rusia -keruntuhan ekonomi pasca-Soviet, apa yang dia sebut melampaui batas di Suriah dan masalah dengan Covid-19.
Dalam panggilan telepon pada April, Biden mengusulkan pertemuan puncak dengan Putin untuk mengatasi perselisihan antara keduanya.
Hubungan Rusia-AS merosot ke titik terendah pasca-Perang Dingin setelah aneksasi Rusia atas Ukraina pada 2014. Washington juga menuduh Moskow ikut campur dalam pemilihan presiden 2016, menjatuhkan sanksi pada perusahaan dan individu Rusia.
Kemudian, pada Senin kemarin, beberapa hari sebelum pertemuan puncak dengan Putin, Biden menggambarkan presiden Rusia itu sebagai “musuh yang layak”, juga menjulukinya “cerdas” dan “tangguh”.
“Situasinya hampir kritis. Tentu saja, harus ada sesuatu yang dilakukan dalam konteks ini,” kata Ushakov, yang merupakan Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat dari 1998 hingga 2008.
Para pemimpin secara terpisah membuka pintu untuk kemungkinan pertukaran tahanan -dua mantan Marinir AS yang ditahan di Rusia untuk tahanan Rusia di penjara AS. Seorang pengacara mengatakan tahun lalu bahwa pedagang senjata Rusia, Viktor Bout, adalah salah satu tahanan yang ingin dibebaskan Moskow.