
TIKTAK.ID – Komisi Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa lebih dari 100 orang tewas dalam sebuah serangan oleh kelompok tak dikenal di sebuah desa di Ethiopia Barat.
Dilansir BBC, mengutip seorang perawat di klinik setempat mengatakan bahwa lebih dari 30 orang dirawat di fasilitas itu, termasuk beberapa dalam kondisi kritis.
Beberapa korban mengalami luka tembak, sementara yang lain mengalami luka tikam, ujar perawat itu.
Serangan pada Rabu (23/12/20) itu terjad di wilayah Benishangul-Gumuz, sehari setelah kunjungan Perdana Menteri Abiy Ahmed ke wilayah itu.
Dalam sebuah pernyataannya, Komisi Hak Asasi Manusia Ethiopia mengatakan serangan itu terjadi di desa Bekoji, yang terletak di daerah tempat tinggal berbagai kelompok etnis.
“Lebih dari 100 orang tewas dalam kebakaran dan penembakan yang dilakukan oleh orang-orang bersenjata” selama serangan yang dilancarkan menjelang fajar, kata Komisi itu.
Juru Bicara Pemerintah negara bagian, Beyene Melese menuding serangan itu dilakukan oleh apa yang disebutnya “elemen anti-perdamaian”.
Sehari sebelumnya, pada Selasa, Perdana Menteri Abiy melakukan perjalanan ke wilayah tersebut untuk membahas terulangnya kekerasan berbasis etnis dalam beberapa bulan terakhir.
“Keinginan musuh untuk memecah-belah Ethiopia berdasarkan etnis dan agama masih ada,” tulis Perdana Menteri di Twitter setelah kunjungannya. “Keinginan ini tidak akan terpenuhi.”
Namun dalam beberapa tahun terakhir, petani dan pengusaha dari wilayah tetangga Amhara mulai pindah ke daerah tersebut, dan memicu keluhan dari beberapa warga Gumuz bahwa tanah subur mereka telah diambil.
Sejalan dengan keluhan itu, beberapa pemimpin Amhara mengatakan beberapa tanah di wilayah tersebut -terutama di zona Metekel- menjadi milik mereka, klaim tersebut membuat marah warga Gumuz.
“Dalam serangan sebelumnya, yang terlibat adalah orang-orang yang berasal dari ‘hutan’, tetapi dalam kasus ini, para korban mengatakan bahwa mereka mengenal orang-orang yang terlibat dalam serangan tersebut,” kata Komisi HAM dalam pernyataannya.
Sejak September lalu, setidaknya telah terjadi empat serangan mematikan di Benishangul-Gumuz, termasuk serangan senjata terhadap bus penumpang pada November yang menewaskan 34 orang.
Kekerasan di daerah itu diperkirakan tidak terkait dengan serangan darat dan udara yang dilancarkan Pemerintah di wilayah utara Tigray bulan lalu.
Ratusan, atau bahkan ribuan orang diperkirakan tewas dalam konflik tersebut, sementara sekitar 50.000 lainnya mengungsi ke negara tetangganya, Sudan.