TIKTAK.ID – Musisi Iwan Fals ikut buka suara terkait ramainya berita Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengajak masyarakat belanja online makanan termasuk Babi Panggang (Bipang) Ambawang, selama pemberlakuan aturan pelarangan mudik.
Seperti diketahui, Bipang Ambawang memang menjadi salah satu dari sejumlah kuliner yang sempat disebut Jokowi dalam “endorse” tersebut.
Mulanya, Jokowi mengimbau masyarakat untuk tidak mudik dan memesan makanan khas daerah secara online, dan salah satu yang ia sebut adalah Bipang Ambawang.
Akan tetapi, promo dari Jokowi itu pun memancing kegaduhan di media sosial. Sebab, sejumlah pihak menilai Jokowi telah mempromosikan makanan yang diharamkan dalam Islam, terlebih dalam suasana menjelang Lebaran Idulfitri.
Kemudian melalui akun Twitter pribadinya, Iwan Fals mengomentari berita CNNIndonesia.com yang berjudul, “Jokowi ‘Endorse’ Bipang Ambawang, Pedagang Kebanjiran Pesanan”, Minggu (9/5/21).
Berita tersebut memuat pengakuan dari salah satu pemilik restoran Babi Panggang Ambawang di Kubu Raya, Deky Junaedi. Deky mengaku dagangannya menjadi laris manis usai kegaduhan itu. Bahkan ia mengatakan penjualannya melejit sampai dua kali lipat sehingga kebanjiran pemesanan masakan khas Kalimantan Barat itu dari toko daring miliknya.
Lantas Iwan Fals mengunggah berita di akun Twitter soal pemilik restoran Bipang Ambawang yang laris manis. Ia melengkapi unggahan tersebut dengan menuliskan komentar, “Alhamdulillah, ini rejeki nomplok bagi yang menggemarinya”, tulis Iwan Fals mengomentari berita itu, seperti dilansir CNN Indonesia.
Sontak komentar Iwan Fals itu pun memperoleh banyak tanggapan dari para warganet.
“Iya lah, makanan tradisional Indonesia kan enggak cuma yang halal, tergantung selera. Tahu tempe halal tapi ada juga yang tidak suka salah satunya bahkan tidak suka keduanya. Jadi enggak perlu sampai menimbulkan polemik”, komentar salah satu pengguna akun Twitter.
“Babi sudah jelas makanan haram. Jangankan hanya dipromosikan sama Pak Presiden, dikasih gratis pun tentu tidak akan dimakan. Dunia Perbankan sejak dulu sudah penuh dengan unsur riba saja, nyatanya pada anteng aja, kenapa? Karena mendapatkan untung dari riba. Mohon maaf ilmu saya masih cetek banget, sumpah”, timpal akun warganet yang lain.