Koalisi Masyarakat Sipil Sesalkan Aksi Kekerasan ke Relawan Ganjar, Singgung Netralitas TNI
TIKTAK.ID – Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Demokratis mengungkapkan bahwa penganiayaan yang dilakukan oleh beberapa anggota TNI kepada relawan Ganjar-Mahfud MD di Boyolali, Jawa Tengah, bisa mencederai netralitas TNI di Pilpres 2024.
“Kami menyesalkan rendahnya kepekaan dari para pelaku penganiayaan itu terhadap konteks masa kampanye politik. Dan akibat tindakan mereka seharusnya disadari bisa mencederai netralitas TNI,” ujar Ketua Badan Pengurus Centra Initiative, Al Araf, yang tergabung dalam Koalisi lewat keterangan tertulis, Minggu (31/12/23), seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Menurut Al Araf, kekerasan anggota TNI itu adalah tindakan sewenang-wenang yang brutal. Ia pun mengingatkan kalau yang bertugas melakukan penindakan pelanggaran lalu lintas adalah Polri.
Baca juga : Prihatin Pemecatan Ketua PWNU Jatim, Timnas AMIN Desak PBNU Klarifikasi
“Kami menilai tindakan kekerasan oleh anggota TNI merupakan tindakan kesewenang-wenangan hukum (above the law) yang brutal. Sebab, penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas merupakan tugas kepolisian atau Dinas Perhubungan, bukan TNI,” tegas Al Araf.
Al Araf menyebut tindakan itu tidak dapat dibenarkan dengan alasan apa pun. Oleh sebab itu, dia mendesak penindakan yang tegas secara institusional.
“Apalagi saat ini merupakan momentum kampanye politik dan penganiayaan oleh anggota TNI tersebut dilakukan terhadap salah satu relawan Capres-Cawapres. Hal itu tentu bisa menyulut prasangka ketidaknetralan TNI dalam Pemilu,” tutur Al Araf.
Baca juga : Bertemu Rizieq Shihab, Ketua Tim Hukum AMIN Minta Bantuan Awasi Pemilu 2024
Adapun koalisi masyarakat sipil ini melibatkan Imparsial, Centra Initiative, PBHI, KontraS, YLBHI, Amnesty Internasional Indonesia, WALHI, Perludem, ELSAM, SETARA Institute, hingga Indonesian Corruption Watch (ICW).
Sebelumnya, kasus penganiayaan oleh anggota TNI menimpa dua relawan Ganjar, yaitu Arif Diva Ramandani yang merupakan seorang mahasiswa dan Slamet Andono selaku pekerja swasta. Berdasarkan rekaman video yang beredar di media sosial, tampak sejumlah orang semula berada di pinggir jalan raya yang diduga berada di depan markas Batalion 408. Tidak lama setelah itu, terduga pelaku langsung menghampiri pemotor yang tengah melintas.
Terdapat sebanyak 15 anggota TNI personel Kompi B Yonif Raider 408/Suhbrastha Boyolali yang saat ini diperiksa tim penyidik TNI usai insiden tersebut. Namun Komandan Polisi Militer Kodam IV Diponegoro, Kolonel CPM Rinoso Budi menjelaskan bahwa tidak semua yang diamankan dan diperiksa terlibat dalam pemukulan atau penganiayaan.