
TIKTAK.ID – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memimpin pertemuan besar-besaran Komisi Militer Pusat Komite Sentral Partai Buruh Korea, pada Sabtu (18/7/20). Pertemuan tertutup itu ditujukan untuk membahas langkah-langkah “pencegahan” perang di negara itu, tulis kantor berita resmi Korea Utara (KCNA).
KCNA mengatakan bahwa komisi militer Korea Utara membahas tujuan strategis dan kesiapan untuk memobilisasi pasukan untuk mengatasi situasi militer, mengingat situasi yang sangat kompleks di Semenanjung Korea saat ini, tulis Sputnik News.
Masalah-masalah utama yang dibahas menurut KCNA terkait dengan meningkatkan pencegahan masalah lebih lanjut, seperti terjadinya perang negara dan mengenai potensi ancaman militer.
Pertemuan itu juga membahas cara mengintensifkan pendidikan partai dan bimbingan komandan dan pejabat politik tentara rakyat, setelah mengungkap serangkaian masalah yang timbul dalam kehidupan politik dan ideologis para komandan.
Wakil Ketua Komisi Militer Pusat, Ri Pyong Chol yang ikut menghadiri pertemuan pada Sabtu itu, mengatakan bahwa pertemuan itu juga membahas masalah yang berkaitan dengan produksi militer. Setelah pertemuan, Kim Jong Un menandatangani beberapa perintah.
Sebelumnya, pada akhir bulan lalu, Kim Jong Un memimpin pertemuan awal Komisi Militer Pusat. Pada saat itu dia memutuskan untuk menunda rencana operasi militer terhadap Korea Selatan yang disampaikan oleh Staf Umumnya.
Ketegangan di Semenanjung Korea terus melonjak setelah Korea Utara memutus komunikasi dengan negara tetangganya di selatan dan meledakkan kantor penghubung bersama di kota perbatasan Kaesong pada 16 Juni lalu.
Langkah itu dilakukan Pyongyang sebagai tanggapan atas kampanye jangka panjang kelompok-kelompok tertentu di Korea Selatan yang mengirim selebaran propaganda dari seberang perbatasan wilayah Korea Selatan. Selebaran itu mengkritik kebijakan yang diambil pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Kemudian pada bulan Juni lalu, Staf Umum Korea Utara mengatakan bahwa mereka berencana untuk memindahkan pasukan ke Kaesong dan zona wisata bersama Gunung Kumgang di pantai timur. Dia juga berencana untuk memulihkan pos jaga di zona demiliterisasi, yang dihapus setelah pertemuan puncak antar-Korea pada 2018 lalu.