TIKTAK.ID – Uni Eropa (UE) berencana untuk melonggarkan karantina mereka pada 1 Juli mendatang. Namun, pelonggaran itu akan terus ditinjau dan dievaluasi setiap dua pekan sekali, kata para diplomat dan dokumen rencana itu. Selain mengatur terkait pelonggaran, dokumen itu juga mencantumkan warga negara-negara yang dicegah masuk, seperti warga Amerika dan Rusia, tulis Reuters.
Blok-17 negara itu berkeinginan untuk membuka kembali pariwisata mereka yang terpuruk selama pandemi. Namun, masih muncul kekhawatiran munculnya gelombang kedua, sehingga memungkinakan pembukaan karantina secara parsial dengan tambal sulam perbatasan menggunakan pembatasan kesehatan dan keamanan.
Rancangan rekomendasi dari Kepresidenan UE itu, terutama Kroasia menyarankan agar warga non-UE yang masuk ke Eropa dapat melalui negara-negara yang memiliki angka infeksi stabil atau turun. Serta bagi mereka yang memilki “situasi epidemiologis sebanding atau lebih baik” daripada Eropa.
Kriteria epidemiologis itu adalah negara yang memiliki kasus infeksi terbaru 16-20 kasus yang dilaporkan dalam 14 hari per 100.000 orang.
Dokumen itu juga mengatakan negara-negara UE akan mencatat pengujian, pelacakan kontak dan perawatan, keandalan data, dan pengaturan perjalanan timbal balik untuk penduduk UE. Namun rencana ini masih didebat oleh utusan Brussels, pada Rabu (24/6/20).
Berdasarkan pembaruan data terbaru dari Pusat Eropa untuk Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (ECDC), metodologi yang diusulkan ini dapat mencegah wisatawan di antaranya dari Amerika Serikat dan Meksiko, sebagian besar Amerika Selatan, Afrika Selatan, Rusia, Iran, Arab Saudi dan Afghanistan.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sempat melarang warga Eropa berkunjung ke Ameriika pada awal krisis. Sementara sejauh ini, Amerika menjadi negara paling parah yang memiliki jumlah kematian dan kasus tertinggi di dunia.
Meski demikian, para diplomat UE menekankan bahwa kriteria perjalanan masih bisa berubah dan rekomendasi itu tidak mengikat.
“Tampaknya ada banyak angan-angan dalam rekomendasi ini. Mereka juga menimbulkan banyak kontroversi. Mungkin tidak diterapkan tepat pada 1 Juli dan banyak negara dapat menempuh jalannya sendiri dalam hal apa pun,” kata seorang diplomat tentang proposal dari Komisi Eropa itu.
Proposal itu bertujuan mempromosikan pendekatan terkoordinasi, yang akan mencakup zona Schengen di Eropa dari perbatasan yang biasanya tidak terlihat dan menyatukan sebagian besar negara Uni Eropa serta Islandia, Norwegia, Swiss, dan Lichtenstein.
Sebuah pencapaian besar dari integrasi Eropa pasca Perang Dunia II, kini mengalami kemunduran besar dalam beberapa bulan terakhir ketika sejumlah negara kembali menerapkan kontrol perbatasan untuk mencegah virus Corona menyebar.