
TIKTAK.ID – Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi), Usamah Hisyam mengimbau agar masyarakat sipil tidak memanfaatkan kondisi pandemi Corona untuk menjatuhkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Masyarakat sipil juga tidak boleh memanfaatkan situasi dan kondisi nasional untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah. Apalagi semata-semata karena tak sabar menahan syahwat politik,” ujar Usamah melalui YouTube Sekretariat Presiden, seperti dilansir CNN Indonesia, Sabtu (26/9/20).
Usamah menilai upaya menjatuhkan pemerintahan Jokowi hanya akan memunculkan konflik horizontal yang memicu disintegrasi bangsa. Dalam hal ini, lanjut Usamah, rakyat akan jadi pihak yang paling dirugikan dan disengsarakan.
Baca juga : Tak Inginkan Jabatan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo Minta Ketua DPR Robek Surat Penunjukan dari Jokowi
Kemudian Usamah menyatakan bahwa masyarakat harus menyadari adanya hukum dan taat terhadap konstitusi untuk mewujudkan negara yang menjunjung tinggi peradaban. Menurutnya, jika ada pihak yang merasa lebih patut memimpin negara, maka upaya yang didorong harus sesuai konstitusi.
“Siapapun dia, entah itu profesor, doktor, ulama, apalagi seorang Jenderal TNI. Bila dia merasa memiliki kemampuan memimpin bangsa dan negara lebih baik, maka bertarunglah secara kesatria dan konstitusional, dengan cara melalui pemilihan presiden mendatang,” terang Usamah.
Usamah mengatakan keadaan pandemi virus Corona (Covid-19) merupakan kondisi sulit yang tengah dihadapi Indonesia. Dalam hal ini, ia beranggapan Pemerintah harus didukung dan dibantu seluruh elemen masyarakat.
Baca juga : Buntut Dangdutan Saat Pandemi, Kapolsek Tegal Selatan Dicopot, Wakil Ketua DPRD Terancam Pidana
Selain itu, ia juga menyarankan Pemerintah membuka ruang dialog untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang tengah ditangani. Ia melanjutkan, hal itu untuk meminimalisir tudingan Pemerintah yang otoriter dan menzalimi rakyat.
“Kita semua harus bisa legowo ketika Pemerintah menghadapi kondisi sulit, dengan bersatu dan bekerja keras. Mari duduk bersama membuka dialog untuk mengatasi persoalan bangsa yang rumit bagi keselamatan rakyat,” ucapnya.
Seperti diketahui, penambahan kasus Corona di Indonesia masih terus didapati sejak tujuh bulan lalu pertama kali ditemukan di Indonesia. Bermula dari dua kasus positif, saat ini terdapat sebanyak 266.485 orang yang terkonfirmasi positif.
Namun tidak hanya persoalan kesehatan, wabah turut menyeret krisis perekonomian dan kesejahteraan rakyat. Mulai dari penurunan mobilitas dan produktivitas masyarakat yang berdampak pada pemasukan ekonomi masyarakat, hingga persoalan ekonomi di tingkat nasional.