TIKTAK.ID – Ketegangan antara Suriah dan Turki semakin meningkat setelah pada Sabtu (22/2/20), seorang tentara Turki kembali tewas. Tentara itu tewas setelah pasukan Rusia dan pasukan Suriah melancarkan serangan ke lokasi pemberontak di Provinsi Idlib, seperti yang dilaporkan The Guardian.
Tewasnya tentara kali ini menambah jumlah tentara Turki yang tewas selama ketegangan beberapa bulan terakhir menjadi 16 orang. Tentara Turki ini tewas ketika pertempuran di Provinsi Idlib semakin intensif akhir-akhir ini. Pertempuran ini juga membuat sebagian orang mengungsi, sementara pembicaraan antara Ankara dan Moskow terhenti.
Baca juga: India Tembus Lima Besar Kekuatan Ekonomi Dunia
Merespons tewasnya tentara Turki, Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan dirinya akan bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Kanselir Jerman, Angela Merkel untuk membahas situasi di Idlib bulan depan.
Sebagai respons atas situasi di Idlib saat ini Turki kemudian mengirim ribuan tentara dan peralatan beratnya ke Suriah barat, tepat di perbatasan dengan Turki. Pasukan ini disiapkan untuk mencegah pasukan Rusia dan Suriah merebut kembali wilayah yang dikuasai pemberontak setelah sembilan tahun peperangan.
Erdogan baru-baru ini juga telah bersumpah akan mengambil tindakan militer jika seorang prajurit Turki lainnya terbunuh atau terluka.
“Saya menyatakan tekad kami dengan jelas kepada mereka,” kata Erdogan, yang pekan lalu mengancam operasi dalam waktu dekat terhadap pasukan Suriah di wilayah tersebut.
Baca juga: Perdana Menteri Lesotho Didakwa Membunuh Istrinya
Meningkatnya jumlah korban militer Turki, termasuk dua tentara pada Kamis lalu, dikhawatirkan menggagalkan pembicaraan Ankara dengan Moskow terkait kesepakatan gencatan senjata.
Perserikatan Bangsa-Bangsa sendiri telah memperingatkan operasi-operasi tempur yang berkelanjutan di Idlib dapat “berakhir dengan pertumpahan darah”. Maka PBB mendesak dilakukan gencatan senjata.
Sementara itu, bentrokan di Idlib terbaru telah mendorong eksodus warga sipil terbesar selama perang Suriah, dan menyisakan reruntuhan di sebagian besar wilayah negara itu.