TIKTAK.ID – Pertemuan antara Ketua DPP PDIP, Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto disebut-sebut akan mengubah peta koalisi Pemilu dan Pilpres 2024, bila ditindaklanjuti dengan kesepakatan serius.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, muara dari pertemuan Puan dan Prabowo di Hambalang yakni koalisi PDIP dan Gerindra. Dia mengatakan kedua partai tersebut bakal bersatu melenggang menuju Pilpres 2024.
Dedi pun menggarisbawahi kalau PDIP dan Gerindra adalah partai besar yang mampu mengusung Capres maupun Cawapresnya sendiri.
Baca juga : Harga BBM di Era Jokowi Sering Naik Turun, Ini Sederet Historinya
“Koalisi merupakan tujuan akhir, di mana kemudian Gerindra dan PDIP dapat mengusung Capres dan Cawapres mereka sendiri. Karena hal itu yang paling potensial,” terang Dedi, seperti dilansir CNNIndonesia.com, pada Senin (5/9/22).
“Kita dapat melihat dari dua hal. PDIP itu punya suara mayoritas, bahkan jauh sekali meninggalkan parpol-parpol lain,” imbuhnya.
Dedi menjelaskan, jika kelak PDIP dan Gerindra sepakat berkoalisi, maka keduanya akan mengusung Prabowo dan Puan. Sebab, kata Dedi, selain nama Prabowo yang masih bertengger di tiga besar mayoritas lembaga survei, tingkat elektabilitas Puan sudah mulai merangkak naik dari tahun-tahun sebelumnya.
Baca juga : DPRD DKI Pertanyakan Langkah Anies Lantik 3 Pejabat Meski Oktober Sudah Tak Jadi Gubernur
Sementara itu, Dedi menilai koalisi yang sudah terbentuk jauh hari seperti Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PPP, dan PAN masih sangat rapuh. Dia menganggap pembentukan koalisi tersebut hanya bertujuan memprovokasi partai-partai politik supaya mudah terbaca arah koalisinya.
Dedi menyatakan bahwa PDIP sebagai partai dominan dalam hal ini menjadi kunci peta koalisi pada Pilpres 2024 mendatang. Dedi menyebut masih ada banyak partai yang menunggu langkah berikutnya dari partai berlambang Banteng tersebut.
“Jadi pada 2024 PDIP bakal menjadi kunci. Kalau PDIP menyatakan koalisi ke Gerindra, kemudian di Gerindra sudah ada PKB, maka yang lainnya bakal mengatur koalisi baru, entah itu bergabung atau membentuk koalisi untuk menghadapi koalisi dominan, yakni PDIP tadi itu,” tutur Dedi.
Baca juga : Gerindra: Kalau Ingin Petani Makmur dan Negara Kuat, Pilih Prabowo di Pilpres 2024
Senada dengan Dedi, peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, berpendapat safari politik Puan akan mengubah peta dan tujuan koalisi yang ada saat ini. Dia menerangkan, pendekatan PDIP ke pelbagai poros/koalisi yang notabene masih menjadi bagian dari pemerintahan sekarang berpotensi mengubah komposisi anggota koalisi atau ada pula potensi merger koalisi dengan PDIP.