TIKTAK.ID – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) diketahui memperoleh laporan 131 kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak, sejak Januari hingga September 2022. Temuan tersebut dilaporkan di 14 provinsi. Di antaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Kepulauan Riau, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Menurut Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI, Eka Laksmi Hidayati, penyebab gangguan ginjal akut misterius pada anak di Indonesia sampai saat ini masih diselidiki. Penyakit ini disebut “misterius” karena pola perburukan penyakit terjadi secara cepat, tak seperti penyakit ginjal biasanya.
Kemudian penyebab pasti penyakit yang dikenal dengan gangguan ginjal akut progresif atipikal itu juga masih belum diketahui secara pasti. IDAI sendiri sudah melakukan investigasi virus tertentu penyebab penyakit ini melalui pemeriksaan swab tenggorokan dan rektal. Akan tetapi, hingga kini masih belum ada jenis virus yang identik pemicu masalah kesehatan tersebut.
“Ada beberapa yang virusnya A, ada yang B, ada yang C, sehingga tidak dapat disimpulkan kalau penyebabnya adalah salah satu virus tersebut,” ungkap Eka, seperti dilansir Kompas.com, pada Kamis (13/10/22).
Walaupun penyebab pastinya masih belum diketahui, tapi dari hasil pemeriksaan sementara kebanyakan penderita mengalami gejala gangguan ginjal akut pada anak, yaitu batuk, pilek, diare, muntah, demam, urine sedikit atau tidak bisa buang air kecil, dan peradangan di banyak organ.
Mengutip Reuters, berdasarkan hasil investigasi, penyebab gangguan ginjal akut misterius pada anak yang menghilangkan nyawa puluhan anak di Gambia mengarah pada efek samping obat tertentu. Penyidik dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti sejumlah sirup obat batuk dan demam, seperti Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, serta Magrip N Cold Syrup.
Obat buatan perusahaan farmasi berbasis di India tersebut diklaim mengandung dietilen glikol dan etilen glikol dengan kadar di atas normal, sehingga meracuni tubuh dan merusak ginjal. Namun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memastikan kalau keempat obat batuk mengandung paracetamol penyebab gangguan ginjal akut misterius pada anak di Gambia itu tak terdaftar dan tidak beredar di Indonesia.
IDAI memaparkan, umumnya penyebab gangguan ginjal akut pada anak akibat kekurangan cairan dalam waktu singkat. Anak-anak rentan kekurangan cairan ketika diare atau muntah-muntah hingga dehidrasi.
Selain itu, penyebab masalah kesehatan tersebut juga dapat berasal dari pendarahan hebat. Anak-anak dapat mengalami pendarahan hebat saat terserang penyakit seperti demam berdarah dengue atau DBD. Hal itu berarti ada kemungkinan gangguan ginjal akut misterius pada anak bukan diagnosis tunggal, tapi terkait akar penyebab lainnya.