TIKTAK.ID – Sejumlah orang kerap melakukan emotional eating ketika sedang merasa sedih, stres, atau kesepian. Emotional eating atau makan emosional sendiri merupakan mekanisme koping yang sangat normal dalam menanggapi perasaan yang kuat.
Psikolog Susan Albers mengatakan bahwa emotional eating adalah makan yang bertujuan mengalihkan stres. Dia menjelaskan, saat sedang stres, tubuh mulai memproduksi hormon kortisol yang membuat kita merasa khawatir atau cemas.
“Kortisol itulah yang membuat kita ingin makan makanan manis, berlemak, atau asin,” ujar Dr. Albers, seperti dilansir Kompas.com.
Padahal emotional eating berpotensi memicu pertambahan berat badan yang juga membuat kita rentan mengalami berbagai penyakit kronis. Untuk itu, kita perlu mengetahui berbagai penyebab emotional eating. Berikut ini di antaranya:
- Kecemasan
Kecemasan menjadi pemicu siginifikan emotional eating.
“Ketika sedang cemas, orang-orang akan merasakan emosi yang begitu hebat dan kuat, sehingga tubuh akan stres dan memicu keinginan makan,” tutur Albers. - Tekanan situasional
Emotional eating biasanya dapat timbul dari tekanan situasional. Contohnya pandemi Covid-19 yang mengganggu rutinitas dan menyebabkan kita tidak bisa bepergian, sehingga merasa bosan. Beberapa orang mengalihkan rasa bosan tersebut dengan makan. - Diet ketat
Diet ketat acap kali menimbulkan makan emosional. Hal itu karena mencoba mengurangi hal-hal yang tidak sehat sering kali membuat Anda membatasi porsi makan.
“Pembatasan makan dapat menjadi salah satu pemicu terbesar makan emosional,” ungkap Albers.
Tanda seseorang mengalami emotional eating
Terdapat sejumlah tanda yang dapat menunjukan bahwa seseorang mengalami emotional eating. Berikut tanda-tanda tersebut:
- Keinginan yang tiba-tiba dan mendesak
Emotional eating biasanya muncul secara tiba-tiba dan membuat Anda menginginkan makanan tertentu secara mendadak. - Makan secara berlebihan
Makan secara berlebihan merupakan salah satu ciri lain dari makan emosional. Tidak peduli berapa banyak yang kita makan, kita tetap merasa lapar dan terus makan. - Malu atau bersalah
Merasakan tekanan emosional, seperti rasa malu atau bersalah atas kebiasaan makan Anda, menjadi salah satu tanda emotional eating.