
TIKTAK.ID – Depresi merupakan kondisi ketika seseorang tidak mampu mengelola emosi; ada yang sering nangis, cemas, sampai marah tanpa sebab. Kondisi tersebut juga kerap diikuti dengan hilang minat pada kegiatan favorit hingga kondisi parah yakni keinginan bunuh diri.
Sebenarnya setiap orang memiliki risiko mengalami depresi dalam bentuk ringan hingga parah yang dipicu berbagai keadaan, seperti kelahiran anak, pergantian musim, sampai siklus haid. Anda perlu mengetahui jenis depresi yang dialami seseorang, agar membuat kita lebih aware terhadap kondisi kesehatan mental.
Anda pun bisa segera memutuskan berkonsultasi dengan ahli seperti psikolog atau dokter kejiwaan serta memperoleh perawatan.
Seperti dilansir Kompas.com, berikut ini beberapa jenis depresi yang perlu Anda ketahui.
- Gangguan Depresi Mayor
Gangguan depresi mayor terbagi menjadi dua tipe, yakni depresi atipikal dan depresi melankolis. Orang yang mengalami depresi mayor atipikal cenderung banyak tidur dan makan. Biasanya, mereka juga mudah emosi dan sering dirundung rasa cemas berlebihan. Sedangkan depresi mayor melankolis umumnya mengalami susah tidur dan lebih sering menyerang orang dewasa.
Jurnal StatPearls yang ditayangkan di National Library of Medicine pada April 2022 menjelaskan, sebagian besar kasus depresi mayor bisa ditangani dengan obat-obatan, terapi, atau perubahan gaya hidup.
- Depresi Subsindromal
Depresi subsindromal merupakan kondisi ketika seseorang menunjukkan beberapa gejala depresi. Kondisi ini biasanya bertahan sampai dua minggu. Penanganan pada orang yang mengalami kondisi ini dilihat dari kemampuan mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti bekerja atau mengurus diri sendiri. - Gangguan Depresi Persisten
Orang yang mengalami gangguan depresi persisten (PDD) atau disebut distima, memiliki suasana hati yang kalut sepanjang hari. Mereka sering merenung, bersedih, bahkan menangis hampir setiap hari. Kemudian gejala lainnya adalah masalah tidur (bisa terlalu sering atau jarang), kurang energi atau kelelahan, kurang percaya diri, nafsu makan yang buruk atau berlebihan, sulit membuat keputusan, dan sering merasa putus asa. - Gangguan Disforia Pramenstruasi
Sekitar 10 persen wanita di usia produktif disebut-sebut mengalami gangguan disforia pramenstruasi (PMS). Bentuk PMS yang parah berpotensi memicu depresi, kesedihan, kecemasan, atau mudah marah. Salah satu penyebabnya yaitu sensitivitas terhadap perubahan hormon selama siklus menstruasi.
Anda bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter jika ingin mendapat pengobatan yang tepat.