
TIKTAK.ID – Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak mengklaim mencium adanya motif politik di balik tersebarnya dokumen Rancangan Peraturan Presiden tentang Pembelian Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam).
Menurut Dahnil, draf dokumen yang beredar masih dalam pembahasan. Oleh sebab itu, Dahnil menampik Kementerian Pertahanan telah belanja alutsista menggunakan skema pinjaman luar negeri hingga mencapai Rp1,7 kuadriliun.
“Jadi kalau sampai ada yang mengembangkan isu simpang siur seolah-olah Kemhan sudah melakukan belanja dan akan belanja Rp1.700 triliun, itu penuh dengan motif politik,” ujar Dahnil di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/6/21), seperti dilansir CNN Indonesia.
Dahnil mengatakan bahwa rancangan Perpres mengenai belanja alutsista itu merupakan dokumen rahasia. Ia menilai dokumen itu seharusnya tidak tersebar di masyarakat, apalagi ditambah dengan narasi-narasi yang diklaimnya menyesatkan.
“Malah disebar-sebarkan, padahal ini ibarat sebagai rahasia negara yang belum matang sama sekali,” tutur Dahnil.
Kemudian Dahnil menyebut Raperpres belum selesai dibahas. Ia menyatakan dokumen tersebut sebenarnya juga bisa berubah, tetapi sudah tersebar seolah-olah sudah sah.
“Jadi itulah yang kami sebutkan ini merupakan tindakan yang tidak pantas, tidak layak, dan pembocoran rahasia negara,” tegas Dahnil.
Oleh sebab itu, Dahnil pun memastikan pihaknya akan mencari siapa pihak yang membocorkan dokumen tersebut dan memprosesnya secara hukum.
“Nah, Kemhan akan mencari secara serius siapa yang sudah terlibat dalam upaya melakukan politic think, dan dalam penyusunan Raperpres ini,” terangnya.
Perlu diketahui, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sendiri telah berjanji akan membeberkan sejumlah rencana modernisasi alat utama sistem persenjataan, termasuk mengenai pembelian alutsista Rp1,7 kuadriliun di rapat bersama Komisi I DPR.
Sebelumnya, pengadaan alutsista sebesar Rp1,7 kuadriliun oleh Kemenhan memunculkan polemik. Pasalnya, jumlah tersebut fantastis, bahkan melebihi setengah besaran anggaran belanja negara pada APBN 2021.
Selain itu, pengadaan alutsista dengan skema pinjaman itu turut melibatkan para kolega Prabowo.
Mengutip Kompas.com, keterlibatan para kolega Prabowo dalam pengadaan alutsista yang ditargetkan segera rampung itu pun terungkap melalui identitas perusahaan yang menjadi rekanan Kemenhan.