TIKTAK.ID – Libya kini kian memanas. Hal ini ditandai dengan meningkatnya pasokan militer dari kekuatan internasional kepada fraksi-fraksi yang berperang di negara itu. Kekuatan internasional ini mengabaikan embargo senjata PBB dan menyiapkan babak baru pertempuran di negara yang telah hancur itu.
Salah satu negara yang dicurigai mengirim senjata ke kelompok Khalifa Haftar atau Libya National Army (LNA) adalah Uni Emirat Arab. Menurut data pelacakan penerbangan, Uni Emirat Arab mengirim lebih dari 100 pengiriman melalui udara sejak pertengahan Januari, seperti yang dilaporkan The Guardian, Rabu (11/3/20).
Baca juga: Menteri Kesehatan Inggris Positif Virus Corona
Penerbangan itu diduga membawa sekitar 5.000 metrik ton kargo ke Libya dalam pesawat carteran yang sangat besar dan mendarat di bandara dekat dengan Benghazi, yaitu di benteng pesisir Haftar, atau di Mesir barat. Kargo itu kemungkinan berisi artileri berat, senjata dan amunisi lainnya.
Penembakan dari artileri jarak jauh yang baru-baru ini menghantam pusat Tripoli, dituduhkan pada LNA. Artileri itu diduga adalah kiriman dari Uni Emirat Arab. Kemudian pada April 2019, Haftar melancarkan serangan yang bertujuan untuk mengambil alih Tripoli dan pusat pemerintahan kesepakatan nasional (GNA) yang didukung PBB.
Sementara itu, para ahli berspekulasi bahwa kargo itu mungkin berisi teknologi komunikasi, suku cadang, peralatan dasar dan barang-barang tak mematikan lainnya yang diperlukan dalam peperangan. UEA tak mau memberi tanggapan atas operasi militer mereka.
Baca juga: Ribuan Perempuan Meksiko Protes Aksi Kekerasan dan Pembunuhan Berbasis Gender
Halaman selanjutnya…