
TIKTAK.ID – Guru Besar Intelijen, Hendropriyono, mengklarifikasi berita di media massa yang berjudul “Hendropriyono Ungkap Potensi Jutaan Umat Turun ke Jalan Minta Rizieq Bebas”. Dia mengklaim bahwa pernyataannya telah dipelintir.
“Tidak pernah, itu pelintiran untuk kepentingan mereka. Terus terang saja saya sangat kecewa, sedih saya,” ujar Hendropriyono, seperti dilansir detikcom, Kamis (17/12/20).
“Saya tidak ngomong bebaskan Rizieq, nggak, nggak benar. Saya nggak minta Rizieq bebas, justru saya meminta supaya aparat penegak hukum, polisi, dibantu sepenuhnya oleh tentara untuk menegakkan hukum, dan jangan ragu-ragu,” imbuh Hendropriyono.
Baca juga : Fadjroel Bilang Jokowi Tolak Jabatan 3 Periode, Puan Malah Minta Wacana itu Dikaji DPR
Lebih lanjut, Hendropriyono mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi bangsa. Ia mengatakan, pada prinsipnya agar negara bisa maju, maka perlu ada stabilitas politik dan keamanan. Oleh sebab itu, ia menyesalkan ada pihak-pihak di Indonesia yang justru terus-menerus merongrong, serta menciptakan suasana tidak kondusif.
“Tanpa stabilitas, maka kita tidak akan maju-maju. Kini negara orang menantang Amerika sebagai negara adidaya karena ada stabilitas. Tapi kita yang nggak ada stabilitas, diganggu terus. Selain itu membikin rakyat selalu resah karena keamanannya diganggu terus oleh teriakan-teriakan di jalanan memakai kekuatan massa. Kalau begini kapan selesainya kita? Kapan membangun?” tegasnya.
Hendropriyono menyebut ada pihak yang tidak suka dengan Pemerintah, lalu mengganggu keamanan dan stabilitas sosial. Ia menyatakan, mereka turun ke jalan melakukan aksi dan menciptakan kerumunan di tengah masa pandemi Covid-19, sehingga menimbulkan banyak kerugian di berbagai aspek.
Baca juga : Jokowi Sebut Adi Utarini dan Tri Mumpuni Sebagai 2 Perempuan Hebat, Siapa mereka?
Oleh sebab itu, Hendropriyono mengaku mendukung jika Polri melakukan langkah tegas sesuai dengan prosedur hukum terhadap pihak-pihak yang coba-coba mengganggu stabilitas politik dan keamanan.
“Kalau orang-orang sedikit ini mengganggu susu sebelanga, lantas nila yang setitik ini harus disingkirkan. Disingkirkan dari susu sebelanga, biar saja hidup di luar, artinya di luar susu sebelanga. Kecuali kalau dia sudah bisa jadi putih lagi seperti susu, kalau mau kembali lagi, silakan. Kalau nggak mau, ya nggak bisa lah hidup di negara yang Bhinneka Tunggal Ika ini,” tutur Hendropriyono.
“Orang-orang segelintir ini dan orang-orang intoleran sebaiknya jangan berada di Indonesia. Kalau toh di Indonesia, dikurung saja lah, biar dia sampai sadar,” lanjutnya.