
TIKTAK.ID – Kematian Zefania Carina membuat sang ibu, Karen Pooroe harus menjalani pemeriksaan untuk mengungkap penyebab kematian tersebut. Di antara 40 pertanyaan polisi ke Karen, salah satunya adalah soal alasan penolakan autopsi yang sempat diputuskan oleh Karen.
“Saya kan minta, ketika itu anak saya tidak diautopsi saat akan dimakamkan,” ungkap Karen Pooroe.
“Sebab, saya ingin semua orang mengingat anak saya seperti Putri yang tidur dengan cantik, tidak ada bekas lebam, sayatan, belekan, atau apapun,” imbuh Karen Pooroe.
Namun pada akhirnya, ia berubah pikiran. Hal ini karena banyaknya kejanggalan atas kematian sang putri beberapa waktu lalu.
“Karena fakta yang kami lihat, pada tubuh anak saya kalau jatuh dari lantai atas, kira-kira analisanya adalah hancur, kepala bocor, dan segala macam lah. Kita akan melihat pemeriksaan dari polisi nanti seperti apa,” tuturnya.
“Saya akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak berwajib, supaya saya tahu informasi selanjutnya. Selain itu, agar saya benar-benar bisa melupakan kepergian anak saya dengan kebenaran yang terang benderang. Dan saya ingin tahu dia perginya kenapa dan bagaimana,” lanjut Karen.
Wemmy Amanupunyo selaku kuasa hukum dan keluarga dari Karen Pooroe meminta pihak kepolisian agar mengungkap kasus tersebut dan melakukan proses autopsi. Akan tetapi, pihaknya juga belum tahu langkah selanjutnya, sebab itu menjadi wewenang kepolisian.
“Kami selaku pihak keluarga dari Mbak Karen meminta agar pihak kepolisian bisa melakukan dengan segera pelaksanaan autopsi dari jenazah tersebut dan mengungkap misteri atas kematian putrinya,” kata Wemmy.
“Kemudian mengenai kapan waktu proses autopsi tersebut, saya tidak tahu. Sebab, hanya polisi yang bisa menjawab kapan pelaksanaan tersebut,” imbuh Wemmy.
Keputusan itu ternyata tidak mudah diambil oleh Karen Pooroe beserta keluarga besarnya. Akan tetapi, Karen mengaku harus kuat supaya bisa mengungkap penyebab sebenarnya kematian putri tercintanya, Zefania Carina yang sejak beberapa bulan terakhir tinggal bersama sang ayah, Arya Satria Claproth.