TIKTAK.ID – Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Fadli Zon, diketahui telah meminta Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan agar menutup mal-mal di Jakarta. Ia menyampaikan hal itu untuk merespons kebijakan Anies yang menutup Tempat Pemakaman Umum (TPU) dan melarang warga berziarah kubur selama libur Idulfitri.
Lantas Fadli mempertanyakan alasan Anies melarang warga ziarah kubur. Ia juga menyinggung soal keadilan dalam kebijakan tersebut.
“Pak Anies, sebaiknya mal ditutup saja kalau ziarah di TPU pun tak dibuka. Sebab, ini mengganggu rasa keadilan,” cuit Fadli melalui akun Twitter @fadlizon, pada Jumat (14/5/21), seperti dilansir CNN Indonesia.
Kemudian Fadli membagikan berita mengenai cekcok warga dan petugas di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat. Dalam berita itu, warga protes keras karena dilarang mengunjungi makam keluarganya.
Mantan Wakil Ketua DPR RI tersebut pun bertanya ke Anies soal potensi penularan Covid-19 saat berziarah. Ia menilai potensi penularan lebih tinggi di mal.
“Mal di ruang tertutup ber AC, sedangkan TPU di ruang terbuka. Jadi lebih bahaya mana?” kata pria yang kini terpilih jadi Anggota DPR dari Dapil Jawa Barat V itu.
Perlu diketahui, Anies telah melarang warga melakukan ziarah kubur ke pemakaman selama libur Lebaran Idulfitri. Larangan tersebut pun diterapkan sejak 12-16 Mei.
Menurut Anies, larangan yang sama juga diterapkan di seluruh makam di Jabodetabek. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan warga baru boleh mengunjungi makam mulai Senin (17/5/21).
“Sampai dengan Minggu, 16 Mei. Sesudah itu tempat ziarah kubur dibuka,” terang Anies di Balai Kota DKI Jakarta, mengutip Antara, Jumat (14/5/21).
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bamus Betawi, Rachmat HS, mengklaim bahwa pihaknya memahami kebijakan Anies yang melarang ziarah kubur di wilayah DKI Jakarta selama libur Lebaran 2021. Padahal, ia mengakui ziarah kubur sudah menjadi bagian dari tradisi budaya Betawi saat menyambut Hari Raya Idulfitri.
“Pak Anies paham betul kecenderungan warga Ibu Kota yang sulit menghindari kerumunan ziarah kubur saat Lebaran. Pasalnya, mereka rela berdesak-desakan antre masuk areal pemakaman untuk ziarah, dan ini kan berisiko tinggi menimbulkan kerumunan hingga berpotensi menjadi klaster penularan Covid-19 di Jakarta,” tutur Rachmat kepada Tempo.co di Jakarta, Sabtu.