
TIKTAK.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim situasi perekonomian Tanah Air masih kondusif di tengah kondisi dunia yang penuh dengan gejolak. Jokowi menyampaikan hal itu ketika sedang memberikan arahan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2022 yang berlangsung di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Kamis (28/4/22).
“Di tengah situasi yang penuh gejolak ini, kita patut bersyukur karena perkembangan ekonomi kita positif,” terang Jokowi, seperti dilansir CNBC Indonesia.
Jokowi mengatakan bahwa neraca perdagangan Indonesia masih positif. Dia memaparkan, per Maret 2022 neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus sebesar US$ 4,5 miliar.
Baca juga : KPK Tak Kunjung Temukan Harun Masiku, Demokrat Curiga Ada Orang Kuat dan Penting Terlibat
Jokowi melanjutkan, pertumbuhan kredit perbankan per Februari 6,33%, naik dari sebelumnya 5,79% (Januari 2022). Kemudian Purchasing Managers Index (PMI) pada Maret telah membaik menjadi 51,3 dari sebelumnya 51,2 (Februari 2022).
Selain itu, indeks penjualan riil sudah berada di atas normal, di mana per Maret 2022 sebesar 14,5%. Sementara indeks keyakinan konsumen juga sudah berada di atas normal, yakni 111 (April 2022).
“Saya kira angka-angka ini kita jaga, momentum tren positif pertumbuhan ekonomi harus kita jaga. Kita harus bekerja keras untuk meningkatkan produktivitas menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” tutur Jokowi.
Baca juga : Senior PDIP: Kepemimpinan Jokowi Cukup Kuat tapi Pembantunya Lemah Tak Tulus Ikhlas
Lebih lanjut, Jokowi menyebut Indonesia bakal menghadapi situasi yang tidak mudah. Dia menilai ketidakstabilan politik dan ekonomi global akan menjadi tantangan.
“Tahun ini dan tahun depan, kita akan menghadapi situasi yang tidak mudah. Situasi ekonomi dan situasi politik global yang mengalami gejolak dan penuh dengan ketidakpastian,” ungkap Jokowi, mengutip Bisnis.com.
Menurut Jokowi, pandemi Covid-19 belum sepenuhnya berakhir. Sejumlah negara pun kini masih bergulat menghadapi penyebaran Covid-19, bahkan masih melakukan karantina wilayah atau lockdown.
Baca juga : Ketum GP Ansor Beri Sinyal Dukung Erick Thohir Pimpin RI Gantikan Jokowi
“Terjadi pula gangguan rantai pasok yang dampaknya kemana-mana. Belum lagi dunia yang dihantam perang antara Rusia dan Ukraina, sehingga memunculkan krisis energi dan krisis pangan, serta inflasi global meningkat tajam,” jelasnya.
Sementara itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyatakan kini Indonesia masih menghadapi tantangan penting dalam rangka percepatan pembangunan ekonomi sebagai dampak pandemi Covid-19. Dia pun menganggap konflik Ukraina dan Rusia telah menimbulkan berbagai permasalahan baru, termasuk terganggunya rantai pasok komoditas energi.