“Sejauh ini observasi kami yang paling mencolok adalah efek powerful sinar matahari sepertinya membunuh virus itu, baik di permukaan maupun di udara,” cetus Bryan, mengutip detikINET dari media Inggris, Metro.
Bryan mengaku temperatur dan kelembapan yang meningkat juga membuat virus itu kelabakan. Menurutnya, di permukaan yang kena sinar Matahari dalam temperatur 25 derajat Celcius atau di atasnya, Covid-19 mati hanya dalam waktu 2 menit. Temuan lainnya yakni cairan pemutih membunuh virus ini dalam 5 menit dan konsentrasi alkohol mematikannya hanya dalam 30 detik.
Selain itu, ia menyebut virus Corona bertahan lebih baik di ruang indoor dan lingkungan kering. Dengan temuan baru ini, mungkin bisa diterapkan upaya seperti menaikkan temperatur dan kelembapan di ruangan indoor terkontaminasi, atau bisa lebih memilih aktivitas di luar ruangan dengan sinar matahari langsung.
Namun demikian, lanjut Bryan, bukan berarti cuaca musim panas akan membunuh virus tersebut dan orang-orang diminta tetap waspada. Bryan memperingatkan Covid-19 bisa selamat di cuaca hangat jika tidak terpapar oleh sinar matahari langsung. Meski begitu, tentu temuan ini membuat ada harapan.
Seperti diketahui, data kasus pasien positif virus Corona per tanggal 24 April 2020 di Indonesia mencapai 8.211 kasus dengan 1.002 orang dinyatakan sembuh dan 689 orang meninggal dunia.
Per tanggal 24 April, ada penambahan 436 kasus baru dan 42 penambahan pasien sembuh, sementara kasus meninggal terdapat penambahan 42 orang. Angka penambahan itu merupakan yang tertinggi. Jumlah penambahan sempat tembus 407 kasus pada 17 April 2020, dan 337 kasus penambahan di tanggal 9 April 2020.