TIKTAK.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) diketahui murka kepada PT Pertamina (Persero). Pasalnya, ada banyak masalah yang belum bisa dirampungkan. Mulai dari investasi, besarnya impor minyak, hingga lambatnya pembangunan proyek kilang Bahan Bakar Minyak (BBM).
Merespons hal itu, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pun buka suara. Ahok membenarkan apa yang disampaikan oleh Presiden.
“Benar sekali (yang disampaikan Jokowi), setuju dan sependapat,” ujar Ahok, seperti dilansir CNBC Indonesia, Rabu (24/11/21).
Baca juga : Pengamat Sebut Pendukung Prabowo Cenderung Beralih ke Sandi Ketimbang Anies
Kemudian Ahok mengaku akan menyerahkannya kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan penilaian dan melakukan evaluasi pada manajemen.
“Diserahkan ke Kementerian BUMN untuk menilai serta mengevaluasi manajemen,” terang Ahok, ketika ditanya tindak lanjut Pertamina atas kekecewaan Presiden tersebut.
Untuk diketahui, Jokowi menyampaikan kekecewaannya saat memberikan pengarahan kepada komisaris dan direksi PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) di Istana Negara, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/11/21).
Baca juga : Prabowo Diramal Sulit Menang di 2024, Suara Gerindra di Jabar Bisa Tergerus Golkar
Pengarahan tersebut juga dilakukan di hadapan Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Komisaris Utama PLN Amien Sunaryadi, dan Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini.
Jokowi mengatakan kesal karena proses investasi berjalan lambat. Padahal, kata Jokowi, calon investor sudah mengantre untuk bekerja sama. Dia juga menyinggung kurangnya transparansi tentang penugasan dari Pemerintah seperti penyaluran BBM, dan masih tingginya impor minyak.
Lebih lanjut, Jokowi juga meluapkan kekecewaannya soal proyek baru Kilang BBM baru atau Grass Root Refinery (GRR) di Tuban, Jawa Timur, dan Kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang dinilai berjalan lambat.
Baca juga : Wagub DKI Angkat Tangan Soal Izin Reuni PA 212: Itu Kewenangan Polisi
Menurut Jokowi, awalnya Rosneft ingin berinvestasi bersama Pertamina, tapi tidak disambut dengan cepat oleh Pertamina. Dia menyatakan, malah sekarang baru terealisasi 5%.
“Pertamina sudah bertahun-tahun yang namanya Rosneft di Tuban ingin berinvestasi. Sudah mulai, saya ngerti Rosneftnya ingin cepat, namun kitanya yang enggak pengen cepat,” ungkap Jokowi, mengutip video yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (20/11/21).