TIKTAK.ID – Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa menolak bila partai yang membesarkan namanya, dalam hal ini PDI Perjuangan, memintanya untuk maju kembali sebagai calon presiden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Qodari menyatakan hal itu, menyusul adanya rencana peluncuran Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi-Prabowo untuk Pilpres 2024.
Sekadar informasi, Qodari sendiri merupakan salah satu orang yang melantangkan wacana Jokowi 3 periode.
Baca juga : PDIP: Saat Pembahasan, Demokrat Setuju UU Ciptaker, Namun WO Saat Diliput Media
“Saya kira Pak Jokowi tak akan bisa menolak apalagi kalau parpol termasuk PDIP yang meminta beliau untuk kembali untuk maju,” ujar Qodari kepada wartawan, Jumat (18/6/21), seperti dilansir Sindonews.com.
Menurut analisis politiknya, Qodari mengatakan pencalonan Jokowi menjadi Capres di 2024 mendatang dapat memberikan keuntungan politik bagi partai besutan Megawati Soekarnoputri itu sendiri. Untuk itu, lanjut Qodari, pencalonan ini dirasa sangat tepat diambil oleh PDIP.
“Jika bicara mengenai PDIP, hemat saya PDIP kalau mau menang lagi 2024, maka lebih aman Pak Jokowi yang maju ketimbang simulasi dan kombinasi lainnya,” tutur Qodari.
Baca juga : Alasan Jokowi Tak Akan Tolak Jabatan Presiden Tiga Periode
Di sisi lain, pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas), Robi Nurhadi menilai wacana presiden tiga periode dengan menduetkan Jokowi-Prabowo merupakan preseden buruk.
“Ini preseden buruk untuk wujudkan presiden baik, karena rakyat itu bukan hanya perlu presiden, melainkan perlu presiden yang baik. Presiden yang baik itu tidak hanya lahir dari pribadinya, namun juga dari sistem dan lingkungannya,” terang Robi, Jumat (18/6/21).
Menurut Robi, para pengusung Reformasi telah menyepakati bahwa presiden itu maksimal dua periode, dengan masing-masing periode selama lima tahun.
Baca juga : Warga NTT Suarakan Referendum Masa Jabatan Presiden untuk Jokowi
“Bila hal ini diutak-atik, maka akan jadi preseden buruk. Alasannya, pertama, seperti tidak ada lagi kader terbaik Indonesia yang mampu menjadi presiden. Alasan kedua, distribusi kekuasaan itu tidak hanya horizontal, tetapi vertikal. Ada anak bangsa lainnya yang juga perlu diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin,” tegas Robi.
Oleh sebab itu, Robi menyarankan Jokowi agar tidak menerima rayuan politik menjadi presiden tiga periode.
“Pak Jokowi jangan terima rayuan politik seperti itu, cukup dua periode. Jadilah guru bangsa, jadilah bapak bangsa,” ucapnya.